Mohon tunggu...
Cokorda Agung Istri Wedawati
Cokorda Agung Istri Wedawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Atma Jaya Yogyakarta

Saya merupakan penulis amatir yang menggemari fiksi tetapi akun ini digunakan untuk keperluan perkuliahan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Jurnalisme Multimedia di India dan Skandal Surat Kabar Tertua Mereka

20 September 2022   23:58 Diperbarui: 21 September 2022   09:49 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika berbicara tentang India apa yang pertama kalian ingat?

Makanannya? Pakaiannya? Bollywood? 

Kita tentu sudah tahu bahwa India merupakan salah satu negara yang memiliki pengaruh besar terhadap beberapa sektor seperti teknologi dan ilmu pengetahuan.

Jika saya diberi pertanyaan mengenai India, yang pertama kali terlintas adalah mereka pintar-pintar.

Apakah kalian tahu bahwa angka 0 diciptakan oleh India, dimana tanpanya tidak akan teknologi secanggih sekarang.

India, jika kita melihat negara tersebut melalui media sosial, India diframing sebagai negara kumuh dan padat. Ini lumayan masuk akal, dikarenakan India merupakan salah satu negara dengan penduduk terpadat di dunia.

Namun, tidak semua yang ditampilkan di media sosial benar.

Walaupun masih termasuk negara berkembang menurut Bobo, India sudah maju dalam bidang jurnalismenya.

Berbicara tentang jurnalisme, mari kita mengulik tentang jejak petualangan jurnalisme terutama mengenai jurnalisme multimedia.

Sejarah Jurnalisme Multimedia di India

20220921-094401-0000-632a7bc58c39af5bb3264b22.jpg
20220921-094401-0000-632a7bc58c39af5bb3264b22.jpg
Koran India memiliki peran yang sangat penting dalam perjuangan kemerdekaan. Sebelum kemerdekaan, India memiliki koran berbahasa Inggris dan tidak berbahasa Inggris yang diatur oleh pemerintahan Inggris. 

Koran atau surat kabar saat itu didedikasikan untuk keperluan politik bangsa Inggris yang menjajah mereka.

Setelah kemerdekaan, para produsen koran merasa ragu mengenai peran dari koran itu sendiri di masa demokrasi, karena pemerintah pusat mereka diisi oleh orang-orang lokal (India asli).

Mereka kebingungan untuk memproduksi berita seperti apa, karena sebelumnya mereka menayangkan berita mengenai perjuangan untuk merdeka. Sampai akhirnya, mereka menemui titik terang.

Koran pada saat itu difungsikan untuk mempublikasi mengenai masalah sosial dan ekonomi, walau isu politik mendominasi setelahnya.

Produksi surat kabar saat itu sangat masif, dan menyediakan ruang untuk berbagai isu lain seperti isu kekeringan, kelangkaan makanan, bahkan berbagai macam berita yang dikategorikan sesuai audiensnya.

Namun, pada tahun 1982 surat kabar bertemu pesaing ketat yaitu televisi berwarna. Pengguna merasakan pengalaman baru dengan dimanjakannya mata melalui tayangan berwarna di televisi.

Selain itu, pengguna jadi memiliki banyak pilihan berita dan hiburan.

Melihat persaingan yang semakin ketat, surat kabar harian dan media cetak lainnya merubah strategi mereka. Mereka mencoba menawarkan 24 jam channel siaran televisi.

Media elektronik tidak membawa ancaman terhadap sirkulasi dan pendapatan iklan surat kabar. Walaupun begitu, media cetak india berkembang semakin agresif.

Seperti penerbit menambahkan halaman tambahan, edisi dari berbagai daerah, bahkan publikasi menggunakan bahasa lainnya, media cetak berwarna dengan kertas yang glossy.

Beberapa penerbit sudah mulai melakukan konvergensi media teknologi, seperti memiliki channel televisi sendiri dan saluran radio pribadi. Bahkan beberapa juga memiliki portal berita internet yang bervariasi seperti berita terupdate, lelucon, bahkan konseling.

Pesatnya perkembangan media jurnalisme baru ini, membuat pemerintah memiliki saluran sendiri untuk meliput mengenai parlemen, seperti saluran Lok Sabha dan Rajya Sabha. 

Namun ini membuat surat kabar tidak memiliki rubrik atau bagian yang membahas hal serupa, seperti 'Today in Parliament'.

Munculnya berbagai macam bentuk media jurnalisme, dimulai dari surat kabar, televisi dan radio, sampai hadirnya internet, menyiratkan bahwa jurnalisme memiliki peran yang krusial di India.

Walaupun beberapa saat setelah kemerdekaan, jurnalisme kehilangan arah, tapi kini jurnalisme memiliki tanggung jawab tinggi terhadap media di India.

Peran Jurnalisme di India

  1. Berperan sebagai komunikasi kabar terbaru, informasi, dan edukasi. Seperti saat pandemi, jurnalisme memiliki peran penting mengenai informasi vaksin, rehabilitas, dan data-data lainnya.

  2. Sebagai alat untuk mengkritik dan memberikan kesempatan untuk mereka yang tidak 'bersuara'. Contohnya berita-berita mengenai korupsi, kekerasan dengan mengatas namakan politik dan lain-lain.

  3. Membentuk dan memperluas perspektif masyarakat dan juga membuat mereka aware terhadap apa yang sedang terjadi baik di dalam India maupun diluar negara.

Peran-peran ini juga dibawa oleh media-media jurnalisme yang baru. Melalui internet informasi semakin tersebar luas dengan waktu singkat.

Munculnya internet dan konvergensi media tidak lantas merubah tanggung jawab awal mereka. Salah satunya adalah surat kabar digital.

Pada pembahasan sebelumnya, kita membahas mengenai surat kabar digital milik Indonesia dan kini kita akan membahas surat digital milik India yakni The Times of India. 

Namun ternyata, dekade ini surat kabar tersebut tengah dihujani kritik. Waduh ada apa ya? Yuk simak di sini!

Referensi:

Dr. Dilip Kumar, P. T. (2015). New Media and Sustainable Development in India. International Journal of Science and Research (IJSR), 449-450.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun