[caption caption="Inilah Tim Ballon d'Or Sepanjang Masa"][/caption]
Ballon D’Or adalah sebuah ajang penghargaan tahunan di dunia sepakbola, khususnya di benua Eropa. Penghargaan ini diberikan kepada pemain yang dianggap telah mempersembahkan yang terbaik sepanjang musim sebelumnya. Penghargaan pertama diberikan kepada seorang Inggris Stanley Matthews dari klub Blackpool tahun 1956.
Pada awalnya penghargaan ini hanya dikhususkan untuk pemain asal Eropa yang bermain di klub-klub Eropa. Itulah mengapa pemain sekaliber Pele, Maradona, Zico, Passarella, Francescoli atau Roger Mila tidak pernah memenangkan penghargaan ini. Baru pada tahun 1995, pemain non-Eropa diikutkan dalam ajang penghargaan ini. Asalkan pemain yang bersangkutan bermain di klub-klub Eropa. Pemain Milan, George Weah asal Liberia adalah pemain non-Eropa pertama yang memenangkan gelar ini.
Dari 59 kali penyelenggaraan, sudah ada 43 pemain yang pernah merasakan penghargaan tersebut, termasuk Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Lantas apa yang terjadi jika yang terbaik dari 43 pemain tersebut diseleksi dan dijadikan satu tim?
Berikut kira-kira susunan tim peraih Ballon D’Or sepanjang masa. Asas pemilihannya ada tiga, yang pertama asas keseimbangan tim dan formasi (F: 3-4-3), dan asas yang kedua adalah kuantitas gelar yang diraih sang pemain. Asas yang terakhir adalah asas kemanusiaan.
 Penjaga Gawang : Lev Yashin (Dynamo Moscow – Uni Sovyet)
Tidak perlu pusing-pusing memilih beliau yang terkenal dengan julukan laba-laba ini. Satu-satunya penjaga gawang yang pernah meraih Ballon D’Or, Lev Yashin adalah seorang legenda besar Negeri Beruang Merah Uni Sovyet . Pria yang memiliki kemampuan refleks dan kelenturan yang menakjubkan ini memenangkan gelar bergengsi tersebut pada tahun 1963. Salah satu kehebatannya yang tercatat adalah menggagalkan 150 tendangan pinalti sepanjang karirnya (1949-1971) baik di level klub, maupun bagi negaranya.
Bek Tengah Kanan : Fabio Cannavaro (Juventus – Italia)
Salah satu generasi terakhir dari tradisi catenaccio bersama Alessandro Nesta, Cannavaro menjadi satu-satunya defender yang meraih Ballon D’Or dalam dekade terakhir. Tepatnya tahun 2006, ketika ia memimpin rekan-rekan negaranya merengkuh juara dunia di Berlin. Italiano ganteng yang berkarir dalam rentang tahun 1992-2011 ini dijuluki Muro di Berlino yang berarti tembok berlin. Pernah membela Juventus, Internazionale dan Real Madrid.
Libero : Franz Beckenbauer (Bayern Muenchen – Jerman Barat)
Di posisi libero ada Der Kaiser, sang kaisar dari Jerman. Libero peraih Ballon D’Or dua kali di tahun 1972 dan 1976 ini sangat terkenal karena dominasi dan kepemimpinannya di lapangan hijau. Menjadi Kapten Tim pada saat Jerman Barat menjuarai Piala Eropa 1972. Beckenbauer yang berkarir sebagai pemain dalam rentang tahun 1964-1983 ini termasuk pemain yang bisa bertahan dan menyerang dengan hampir sama baiknya. Dia seorang libero yang fenomenal.
Bek Tengah Kiri : Mathias Sammer (Borussia Dortmund – Jerman)
Mathias Sammer melengkapi trio bek tangguh peraih Ballon D’Or. Pria Jerman ini terpilih di tahun 1996 yang tentunya tidak lepas dari prestasinya menjuarai Piala Champion pada tahun yang sama di level klub dan menyabet Juara Piala Eropa di level negara. Seorang sweeper yang juga bisa bermain sebagai gelandang bertahan ini berkarir dalam rentang tahun 1985-1999.
Sayap Kanan : Michel Platini (Juventus – Prancis)
Tidak ada yang meragukan kebolehan legenda Juventus yang satu ini. Posisi gelandang sayap kanan pantaslah diamanahkan kepadanya. Pemain pertama yang meraih Ballon D’Or tiga kali beruntun tahun 1983, 1984 dan 1985. Berhasil mengantarkan klubnya Juara Piala Champion Eropa 1985. Pria kribo yang mencetak 224 gol sepanjang karirnya ini bermain dalam rentang tahun 1972-1987.
Gelandang Bertahan Tengah : Lothar Matthaus (Inter Milan – Jerman)
Tidak berlebihan kiranya, posisi jangkar ini diperankan oleh seorang yang bahkan Maradona sangat mengaguminya. Lothar Matthaus adalah peraih Ballon D’Or di tahun 1990. Berhasil membawa Jerman juara Eropa di tahun yang sama, dan tahun sebelumnya juga ikut membantu Inter Milan merengkuh scudetto 1989. Pemain berkarisma ini termasuk pemain yang multi tasking. Kemampuan dalam melepaskan umpan, intersep, tekel dan visi bermainnya menjadikan ia mampu bermain sebagai gelandang box-to-box atau sebagai sweeper. Matthaus berkarir cukup lama dalam rentang tahun 1979-2000 dan cukup produktif dengan 161 gol padalevel klub dan 23 gol di level internasional.
Gelandang Serang Tengah : Karl-Heinz Rummenigge (Bayern Muenchen – Jerman Barat)
Pemain Jerman keempat yang mengisi tim Ballon D’Or. Apa boleh bikin, pemain yang juga pernah berseragam Internazionale FC ini bukanlah sembarang pemain, pernah diganjar Ballon D’Or dua kali beruntun tahun 1980 dan 1981. Rummenigge mencetak 45 gol untuk timnas Jerman dan 260 gol di level klub dalam rentang karirnya di tahun 1974-1989.
Sayap Kiri : Johan Cruijff (Ajax Amsterdam/Barcelona – Belanda)
Posisi gelandang sayap kiri jatuh kepada salah seorang dari generasi terbaik total footbal. Legenda terbesar Ajax Amsterdam, Johan Cruijff nyaris menjadi manusia planet andai saja Beckenbauer tidak menginterupsi di tahun 1972. Gelandang atraktif ini meraih gelar Ballon D’Or tiga kali di tahun 1971, 1973 dan 1974. Lewat pergerakannya yang tanpa henti di lapangan, Cruijff menjadi pusat permainan strategi total footbal kala itu. Ia berkarir sejak 1964 sampai 1984 dengan koleksi 291 gol untuk klub dan 33 gol untuk timnas.
Penyerang Kanan : Ronaldo (Baecelona/Inter – Brazil)
Dianggap salah satu permain terbaik sepanjang masa. Gaya bermainnya yang eksplosif membawanya meraih gelar Ballon D’Or dua kali di tahun 1997 saat berseragam Barcelona dan tahun 2002 ketika membela Inter Milan dan menjuarai Piala Dunia di Korea Selatan dan Jepang. Orang non-eropa pertama dan satu-satunya yang masuk dalam tim Ballon D’Or ini. Cedera parah di sekitar tahun 1998-2000 tidak menghalanginya untuk tetap berprestasi di lapangan hijau. Legenda hidup asal Brazil ini berkarir dalam rentang waktu 1993-2011 di 7 klub besar yang berbeda. Koleksi golnya 280 di level klub dan 62 gol untuk timnas.
Penyerang Kiri : Kevin Keegan (Hamburg SV – Inggris)
Kevin Keegan mungkin lebih dikenal oleh generasi sekarang sebagai pelatih. Namun ternyata, ia pernah merengkuh secara beruntun dua kali Ballon D’Or tahun 1978 dan 1979. Tentu saja prestasinya itu tak lepas dari keberhasilannya membawa klub medioker Hamburg SV menjuarai Bundesliga musim 1978/79 dan Piala UEFA 1977. Keegan yang juga seorang legenda klub Liverpool berkarir dalam rentang tahun 1968-1985 dengan koleksi 204 gol (klub) ditambah 21 gol (timnas Inggris).
Striker : Marco Van Basten (Milan – Belanda)
Sebagai generasi terakhir kejayaan tradisi total footbal dari Belanda, sangat layaklah jika tim Ballon D’Or ini diujung-tombaki oleh seorang Marco Van Basten. Dari beliaulah kita mengenal seperti apa itu tendangan voli. Spektakuler. Ajax Amsterdam dan AC Milan berada dalam masa jaya ketika diperkuat peraih tiga kali Ballon D’Or ini. Dia merengkuhnya di tahun 1988, 1989 dan 1992 sebelum cedera parah menghentikan karir dahsyatnya. Karirnya terhitung singkat, antara tahun 1982-1993. Namun Van Basten berhasil mencetak banyak gelar juara Scudetto, Piala Champion dan Piala Eropa 1988, mengoleksi 218 gol di level klub dan 24 gol di level internasional.
***
Demikianlah Tim Ballon D’Or yang paling memenuhi asas keseimbangan menurut penulis. Jika ada pihak yang kurang berkenan atas komposisi ini, silahkan buat tim Ballon D’Or versi anda.
Oh ya, mungkin ada juga pihak yang bertanya-tanya, di mana gerangan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo?
Saya sengaja tidak memilih mereka. Setahu saya mereka berasal dari planet lain, maka tidak cukup pantaslah jika disejajarkan dengan pemain-pemain dari planet bumi di atas.
***
Salam Olahraga!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H