Kepada rindu itu
selayak memandang ruang sastra tanpa batas
walau terlahir wujud seutuh puisi
dan hanya ukiran-ukiran pena rahsa sanubari
Â
Kepada rindu itu
seperti erat menggenggam urat jari-jari hujan
hingga tersentuh kebasahan murni rerintiknya
dan sekedar membaui aroma dingin tanah usai bera
Â
Kepada rindu itu
rindu dari napas hidup wajah pendulang kesunyian
teruntuk rona senja yang masih berkilauan
dan puisi dicipta, hanya sebagai penderma rahsa kecintaan--
terlebih, penghapus embun dari mata nan berkesedihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H