dan sayatan luka yang teramat pedih
Â
Bisakah mereka mendengar?
Ritme tulang-tulangku yang retak kaku
kala suara ampunan tangisku tak berbalas?
Â
Ranting-ranting kertas
tetaplah berada di sepohon kering puisiku
sebab, segetir apapun kisah perjalanan manusia
janganlah menuju keputusasaan
sebab inilah hidup
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!