Tinta dari titik rahsa
menggema, menitis sederetan aksara biasa (alpaprana)
memekakkan telinga jiwa
Â
Pada sebentuk buku sederhana
di selembar kertas
tertulis kejujuran pena
dengan kalimat-kalimat sastra
menanam benih-benih abstrak
memupuk kekayaan bahasa
memanen nilai estetika
dari dan untuk mereka sang penikmat kata
Â
Tuhan tlah menyiapkan dunia yang cantik
kepadamu makhluk berkulit tanah,
bermata senja,
berhati embun,
untuk memainkan aksara tanpa batas
kata tanpa rupa
dan makna tanpa akhir yang dilupa
Â
Dengan pujian yang ditulis
kesejatian seni trus bercerita
dari udara
menuju cahaya
dari bayang hijau dedaunan
menembus gemawan langit
tiada temu apapun
hanya puisi
suara rahsa yang mengikat hakikat
asal tinta kembali tinta
putih kan hitam
hitam pun putih
di keabadian enigma.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H