Daun Kamboja
menatapmu
seperti-ku kembali pada tujuan kehidupan
di dalam ruang-ruang puisi
gemuruh dengan kalam-kalam pena
mengalir jujur pada lembar-lembar kertas dunia
hingga tinta lenyap sudah
menyisa nama sang penulisnya.
Â
Menghirupmu
seperti-ku menemu alam barzah
di setiap rupa-rupa usia manusia
dan kematian yang pasti
dengan atau tanpa tangis sesal diri.
Â
Aku bertanya ;
bagaimana nasib manusia setelah dikebumikan?
Â
Daun Kamboja diterpa angin lembut
perlahan, sebagian berjatuhan ke tanah pusara.
Â
Aku terdiam
duduk di birai kecil
tersenyum dalam hati
dan memahami isi dari akar kehidupan sementara ini.
Â
Daun kamboja
menatapmu, menghirupmu
sepertiku berpulang pada rumah bertanah
yang tlah digariskan-Nya.