Mohon tunggu...
Alpaprana
Alpaprana Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Jika arwah sang penyair, dan setumpuk kesedihan pecinta sastra mengalir di urat nadi, maka ijinkanlah aku mencumbui setiap mata yang membaca rangkaian kalam rahsa alpaprana (aksara biasa), sampai terbenamnya bahasa penaku di keabadian sulbi makhluk berkulit tanah, sebelum tiupan sangkakala memanggil, menyentuh udara kiamat, hingga membangunkan seisi jagad raya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Manis di Tanah Berkabut

7 Juli 2016   10:45 Diperbarui: 7 Juli 2016   11:15 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Serumpun alang-alang melukis kabut malang

siang kini

hingga layu pasrah

jatuh bersimbah lelah

 

Sepertiku yang enggan berprasangka

kepada cinta

ketika rindu mengalir di akar nadi

hanya-ku merilis sajak-sajak manis

yang kususun sedemikian rupa

sebagai penenang dilema

tanpa menyertakan hangat dekapan surya

meski-ku mengingini cahaya

 

Adakah engkau tahu?

dalam aksara diamku

bayangmu gemulai menari

di atas diksi-diksi kalam penaku?

 

Itu sama seperti butiran pasir waktu

yang hadir untuk mengubah warna masa

tetapi, tidak dengan rasa kita

karena cinta bukan anyaman logika

 

Kabut malang berjalan mengelilingi setanahku

dan sajak manisku menggema ;

jadilah debar jantung saat-ku gemetar

jadi hening untukku menyepi

mengudara, menyatu dengan napasku, ketika resah kita merindu

dan bila cinta adalah senyawa ulat, jadilah kita dahan teduh

supaya ia (cinta) tetap hidup, hingga menjadi kepompong

Lalu, berwujud kupu-kupu

yang nantinya akan memperindah setaman jiwa kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun