Mohon tunggu...
Alpaprana
Alpaprana Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Jika arwah sang penyair, dan setumpuk kesedihan pecinta sastra mengalir di urat nadi, maka ijinkanlah aku mencumbui setiap mata yang membaca rangkaian kalam rahsa alpaprana (aksara biasa), sampai terbenamnya bahasa penaku di keabadian sulbi makhluk berkulit tanah, sebelum tiupan sangkakala memanggil, menyentuh udara kiamat, hingga membangunkan seisi jagad raya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sekar Putih Turi (Anglocita)

9 Mei 2016   11:08 Diperbarui: 9 Mei 2016   12:26 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kilas bias silau mentari

sekejap singgah di payung daun bumi

hangat menyentuh mekar kembang

sejukkan mata yang memandang

siratkan makna cinta terkenang

 

Oh, putih turi

lambaian kelopakmu manja menari

melupa warna keruntuhan hati

meski akar hidupmu direngkuh takdir tanah

masih napasmu memurnikan gelebah

tetap wangimu melukis cerah

 

Sungguh engkau, turi

citramu bercerita rasa kasih

puisikan asa di lembar hidup yang letih

kunyah sisa-sisa udara lara

berpura senyum di atas kematian jiwa.

 

[caption caption="#Anglocita (Alpaprana) Sekar Putih Turi"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun