Namun sekarang sudah berbeda. Semua orang lazim saja untuk menggemari budaya Korea. Baik pria maupun wanita. Gosipin performa Hyun Bin di Crash Landing On You sebagai pria remaja dengan sesama pria oke-oke saja. Namun mengapa bisa lazim?
Di zaman yang modern ini, globalisasi kian memarak tentunya dengan perkembangan internet yang semakin pesat. Di era kini, jarang ada yang tidak mempunyai smartphone dan terhubung ke jaringan internet. Akibatnya, serbuan budaya lain pun cepat masuk ke Indonesia begitu juga budaya Korea.
Karena saking banyaknya pengaruh budaya Korea yang masuk lewat internet maka conditioning atau pembiasaan budaya semakin mudah terjadi. Semakin banyak masyarakat yang menganggap hal tersebut sudah lazim dan wajar. Telah terjadi akulturasi dengan budaya Korea. Remaja sekarang banyak yang menggemari budaya Korea dan penggemarnya dimana-mana.
Indonesia sendiri menempati urutan kedua dari daftar penonton K-pop terbanyak di dunia dengan angka 9.9% (Koreaboo). Tentunya perubahan sosial ini berdampak positif dan berjenis progresif.
Baik remaja pria maupun wanita dapat mengekspresikan hobi dan minatnya masing-masing secara bebas dan tanpa dihakimi terhadap budaya Korea akibat akulturasi tersebut.
Selain budaya Korea, ada hal lain yang menantang status quo konformitas gender yaitu penggunaan skincare. Dulu, remaja pria tidak lazim untuk menggunakan skincare. Perawatan wajah untuk remaja pria dulu sepertinya sebatas sabun wajah saja khusus untuk pria -- dengan produk seperti NIVEA Men, Pond’s Men, dan lain-lain.
Namun ketika seorang remaja pria memiliki lotion, handbody, perawatan skincare lainnya pada zaman dulu pasti akan dipandang sebelah mata. Pria dianggap tidak pantas untuk mempraktikkan perawatan wajah dan bagi yang mempraktikkannya akan dipandang “kecewek-cewekan” dan mungkin dianggap homoseksual.
Sama seperti kasus sebelumnya, pria pada zaman dulu mengalami penyakit maskulinitas rapuh. Artinya takut terhadap ketidakcocokkan dengan stereotip dan standar pria pada umumnya (Sarah H. Dimuccio, Eric D. Knowles). Pada masa modern ini, banyak dari kita yang menyadari bahwa kedua jenis kelamin mempunyai sisi feminin dan maskulin serta menyadari bahwa kita adalah makhluk dinamis yang mempunyai karakteristik yang banyak.
Perubahan sosial ini juga semakin disulut dengan rekognisi kesetaraan gender. Alhasil, sekarang remaja pria pun banyak yang memakai skincare dan hal ini menjadi lazim. Tentunya perubahan ini juga termasuk progresif, pria sekarang bisa mempunyai kulit yang sehat tanpa perlu dihakimi oleh orang lain.