Mohon tunggu...
Aloysia Krisnawatie
Aloysia Krisnawatie Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Dosen Desain Interior

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Analisis Proxemic pada Kedai Bakmi di Teras Rumah

23 November 2023   21:26 Diperbarui: 24 November 2023   08:19 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bakmie Papi (Sumber: Tarix Jabrix, 2023)

Kebutuhan personal dibedakan menjadi sosiofugal dan sosiopetal. Dalam bukunya, Bryan Lawson menjelaskan, ruang sosiofugal adalah penataan ruang yang membuat penggunanya terpisah dan tidak saling berkomunikasi. Sedangkan ruang sosiopetal adalah penataan ruang yang membuat penggunanya untuk berkumpul, bertatap muka dan berkomunikasi. Pada kedua kedai, setiap meja yang disediakan memberikan ruang sosiopetal publik untuk berkumpul. Pengunjung yang datang tidak hanya bersama kerabat, namun juga memungkinkan adanya pengunjung yang datang sendirian. Sedangkan meja yang tersedia bisa jadi masih ada kursi kosong, namun pengunjung yang tidak dapat meja akan lebih tidak memilih kursi kosong tersebut demi menjaga privacy. Selain itu, keberadaan pengunjung dalam rumah makan yang penuh ini, menunjukkan tidak adanya perbedaan status sosial, karena penggunanya bisa duduk dimana saja tanpa ada jarak. Dalam hal ini, kebutuhan kenyamanan ergonomi pengunjung juga menjadi bagian yang perlu diperhatikan.

Ruang personal menjadi hal yang penting dalam sebuah interaksi. Makin besar jarak yang diberikan, makin banyak interaksi antar individunya. Sedangkan makin kecil jarak yang diberikan, makin sedikit individu yang berinteraksi. Dalam perkembangannya, rumah makan ini diperbesar. Ruang yang diberikan semakin besar, mendorong lebih banyak masyarakat yang datang untuk makan. Selain itu, ruang untuk bersosialisasi semakin besar memberikan jarak antar personal untuk berkomunikasi makin leluasa. Dalam hal ini bubble jarak personal menunjukkan adanya komunikasi non-verbal penggunanya di dalam ruang publik.

Ruang dan jarak yang tersedia menjadikan sebuah fasilitas yang baru untuk semakin banyaknya sekelompok pengunjung yang datang. Untuk itu penggunaan furnitur yang sesuai dengan kebutuhan banyaknya pengunjung menjadi aspek yang penting dalam melakukan sebuah interaksi sosial. Artinya pengunjung dapat melakukan interaksi sosial dengan jarak antar personal yang ada dalam penataan furniturnya sehingga dapat terjadi komunikasi non-verbal. Selain itu, adanya jarak yang terdapat pada penataan layout yang baru dapat merepresentasikan personality setiap pengunjungnya dengan gesturnya ketika berkomunikasi dengan sekelompoknya.

Keramaian Pembeli Bakmie Papi (Sumber: Dokumentasi Bakmie Papi, 2022)
Keramaian Pembeli Bakmie Papi (Sumber: Dokumentasi Bakmie Papi, 2022)

Keramaian Pembeli Cahaya Timur Bakmi dan Kopi (Sumber: Dokumentasi  Yoyon Wew, 2023)
Keramaian Pembeli Cahaya Timur Bakmi dan Kopi (Sumber: Dokumentasi  Yoyon Wew, 2023)

Perubahan layout pada rumah makan dari yang sempit dengan panataan yang sederhana dan terbatas menjadi tatanan layout yang lebih luas dan teratur dapat memberikan ruang dan jarak bagi pengunjung dan pekerja sebagai pengguna ruangan tersebut. Space yang lebih besar dapat menarik perhatian masyarakat sehingga memberikan ruang baru bagi pengunjung yang lainnya untuk datang dan makan atau sekedar berosisalisasi di rumah makan tersebut. Selain itu, dengan penataan layout yang baru dengan memperhitungkan jarak antar personalnya dapat memberikan keleluasaan para pengunjungnya untuk bersosialisasi di dalam rumah makan. Namun, apabila keadaan rumah makan cukup ramai tidak memungkinkan bagi para pengunjungnya untuk duduk berlama-lama sekedar ngobrol dan bercengkerama, mengingat antrean yang panjang dan pengunjung yang lainnya yang menunggu giliran meja kosong untuk makan.

KESIMPULAN
Jarak antar personal dalam rumah makan sebagai ruang publik adalah aspek yang penting yang perlu diperhatikan. Penataan layout dalam sebuah ruangan menjadi faktor utama karena erat kaitannya dengan ergonomi penggunanya ketika berinteraksi sosial. Pada sudut pandang proxemic, komunikasi non-verbal interpersonal memperhitungkan ruang (space) dan jarak (distance) sehingga privacy pengunjung tetap terjaga meskipun berada di ruang publik. Budaya antre ketika memesan makanan juga menjadi pertimbangan dalam penataan layoutnya, agar tidak bersinggungan dengan pengguna yang lainnya terutama pengunjung yang sedang makan. Selain itu, jarak antar furnitur sebagai atribut yang dibuat untuk berkomunikasi baik secara sociofugal maupun sociopetal juga menjadi hal yang penting, mengingat tujuan orang datang ke rumah makan selain untuk makan adalah untuk bersosialisasi sehingga menjadi budaya yang baru. Untuk itu penataan layout furnitur akan memiliki pengaruh besar dalam kenyamanan ketika berkomunikasi interpersonal.


DAFTAR PUSTAKA
Lawson, Bryan. (2001): The Language Of Space. Oxford: Architectural Press.
Hadinugroho, Ir. Dwi Lindarto. (2002): Ruang dan Perilaku : Suatu Kajian Arsitektural. Digitized by USU digital library.
Marquardt, N., dan Greenberg, S., (2012): Informing the Design of Proxemic Interactions, IEEE CS, April -- Juni 2012, 14-23.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun