Mohon tunggu...
Aloysia Krisnawatie
Aloysia Krisnawatie Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Dosen Desain Interior

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Warga Desa Pongangan Indah Kabupaten Gresik Mengolah Limbah Sendok Plastik Menjadi Dekorasi Interior

23 Mei 2023   10:54 Diperbarui: 24 Mei 2023   08:45 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampah rumah tangga adalah salah satu penyumbang sampah plastik terbesar di Indonesia. Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menghimpun data volume sampah di Indonesia tahun 2022 mencapai 19,45 juta ton. Sampah terbanyak adalah sampah sisa makanan sebesar 41,55%, sedangkan peringkat kedua adalah sampah plastik sebesar 18,55% disusul dengan 13,27%  berupa kayu/ranting, 11,04% sampah kertas/karton, dan sampah logam 2,86%. Sementara sisanya adalah 2,54% berupa sampah kain, 1,96% adalah sampah kaca, 1,68% berupa sampah karet/kulit, dan 6,55% sampah jenis lainnya. Yang sering menjadi perhatian kita adalah sampah plastik. Kita semua sudah banyak tahu bahwa sampah plastik ini tidak hanya dapat mencemari lingkungan, tapi juga dapat mengganggu kesehatan. Sampah plastik sulit diuraikan dan bahkan membutuhkan ratusan bahkan ribuan tahun lamanya untuk dapat menguraikan material plastik. Saat terurai pun, partikel-partikel yang terdapat di plastik dapat mencemari tanah dan air tanah. Di sisi lain, bahan plastik yang digunakan sebagai pembungkus makanan (kresek), apabila terkena panas makanan dapat terdegradasi menjadi bentuk radikal sehingga dapat mengakibatkan penyakit seperti kanker (Karuniastuti, 2013).  

Beberapa upaya sudah mulai banyak dilakukan untuk menanggulangi sampah plastik. Mulai dari mengganti material plastik dengan bahan dasar yang hasil olahannya serupa dengan plastik, seperti bahan dasar dari singkong hingga rumput laut yang dapat terurai di tanah, menanggulangi limbah plastik dengan 3R (Reduce, Reuse, Recycle), hingga mengurangi penggunaan kantong plastik untuk belanja dan adanya anjuran untuk membawa tas belanja sendiri atau mengganti tas belanja berbahan kertas atau kain. Dan masih banyak lagi berbagai upaya untuk menanggulangi limbah plastik.

Salah satu upaya yang sedang marak di lingkungan rumah tangga adalah kegiatan bank sampah. Bank sampah bukan hal yang baru, kegiatan ini sudah mulai digalakkan pemerintah sejak tahun 2008 dan dianggap sebagai salah satu media penggerak ekonomi pada tataran tingkat terbawah di masyarakat. Lingkungan rumah tangga menjadi lingkungan yang paling sering ditemui sampah plastiknya.  Kegiatan bank sampah sendiri memiliki sasaran untuk pembangunan fisik desa dan juga menjadi upaya pemberdayaan masyarakat desa. Bank sampah bisa menjadi salah satu solusi alternatif pengendalian sampah dan juga dapat membantu meningkatkan ekonomi masyarakat, karena kegiatan bank sampah sendiri merupakan kegiatan mengumpulkan sampah kering yang telah dipilih secara kolektif kemudian dijual oleh pengepul sampah atau produsen barang kerajinan berbahan baku daur ulang. Penyaluran bank sampah ini memiliki nilai ekonomi pada pasar sehingga masyarakat mendapat keuntungan ekonomi dengan melakukan kegiatan bank sampah. 

Desa Pongangan Indah Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, tepatnya di RT 02 RW 06 juga sudah memberlakukan kegiatan bank sampah. Salah satu warga setempat menyebutkan bahwa hasil kegiatan bank sampah dapat ditukar dengan uang atau dengan sembako seperti minyak goreng, gula, atau beras. Warga juga menceritakan bahwa sebelumnya akan diadakan acara rekreasi bersama dari hasil tabungan bank sampah, namun tidak terlaksana akibat wabah pandemi Covid-19 dan hasil tabungan bank sampah dialokasikan menjadi dana bantuan warga yang terdampak Covid-19 berupa 1 box masker non-medis dan 2 botol hand sanitizer kepada warga yang mengikuti program bank sampah. Berdasarkan kondisi di lapangan, apakah bank sampah selalu dapat tersalur dengan baik dan dapat sustainable? Sementara sasaran utama dari program bank sampah di masyarakat desa adalah dapat membantu menguatkan ekonomi desa.

Warga RT 02 RW 06 Desa Pongangan Indah, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik ternyata tidak banyak tahu mengenai dampak buruk penggunaan plastik terhadap lingkungan dan kesehatan. Penulis melakukan sosialisasi mengenai dampak buruk penggunaan plastik pada lingkungan dan kesehatan, serta menjelaskan adanya peluang usaha dari kegiatan bank sampah sebelum masuk di pengepul sampah. Dari sebelas peserta pelatihan pengolahan limbah sendok plastik, hanya separuhnya yang pernah mengetahui bahayanya sampah plastik. Sosialisasi ini bertujuan untuk mengenalkan berbagai olahan sampah sendok plastik yang sering ditemui di rumah tangga untuk dapat diterjukan ke dalam industri kreatif sehingga dapat mendukung ekonomi keluarga. 

Sendok plastik memiliki bahan dasar Polystyren, atau biasa disebut PS, memiliki karakter kaku, keras, transparan dan tidak menyerap air. Limbah sendok plastik dapat diolah menjadi berbagai produk aksesoris fashion dengan teknik hot textile dengan menggunakan beberapa alat penghantar panas, seperti setrika, heat gun dan solder (Nabila, 2017).  Hasil olahannya berupa produk perhiasan dengan berbagai olahan bentuk seperti bertumpuk, pipih, cekung, saling menyatu, spiral, menghasilkan lubang, hingga membentuk rantai. Eksplorasi olahan bentuk dengan teknik sederhana ini dapat juga diaplikasikan pada kerajinan sederhana sebagai aksesoris interior dengan menggunakan alat-alat rumah tangga sederhana. 

Pelatihan mengolah sendok plastik menjadi elemen dekorasi interior ini digawangi oleh dua orang dosen Program Studi Desain Interior UPN Veteran Jawa Timur, Aloysia Krisnawatie dan Aldila Yuanditasari, dimulai dengan mensosialisasikan dampak penggunaan bahan plastik bagi lingkungan dan kesehatan. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan beberapa contoh elemen dekorasi interior yang menggunakan bahan dasar sendok plastik bekas, seperti kap lampu, dan beberapa contoh pengolahan lainnya yang ditunjukkan menggunakan gambar cetak. Pada pelatihan ini berfokus pada kerajinan sederhana dengan alat-alat yang mudah didapatkan. Kerajinan yang dibuat adalah berupa dekorasi dinding ruangan. Cara pembuatannya juga tidak sulit, dengan memilih metode pembuatan yang paling sederhana, yaitu dengan memotong, merekatkan menggunakan lem (glue gun), dan finishing menggunakan cat semprot. Alat-alat yang digunakan mudah didapatkan, seperti glue gun untuk merekatkan sekop sendok ke bidang alas, gunting atau solder untuk memotong sendok plastik menjadi bagian sekop dan gagang, dan cat semprot dengan warna gold (bisa menggunakan warna lain sesuai selera). Sedangkan bahan-bahan yang digunakan juga menggunakan bahan bekas yang sudah dikumpulkan dari kegiatan bank sampah, seperti sendok plastik bekas dan kertas kardu bekas yang kemudian dipotong membentuk lingkaran. Kardus bekas berbentuk lingkaran ini berfungsi sebagai alas untuk merekatkan susunan sekop sendok. 

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022

Pada kegiatan ini menggunakan sendok plastik bekas bagian sekop, namun bagian gagang juga dapat dimanfaatkan dengan fungsi yang sama, hanya saja memerlukan jumlah sendok plastik lebih banyak daripada bagian sekopnya. Setelah semua sendok direkatkan pada bidang alas lingkaran menggunakan glue gun, selanjutnya adalah melakukan pewarnaan menggunakan cat semprot. Setelah cat semprot mengering, langkah berikutnya adalah merekatkan cermin akrilik pada bagian tengah susunan sendok plastik. Langkah paling akhir adalah memberikan tali pada bagian belakang elemen dekorasi dengan menggunakan glue gun agar dapat digantung di dinding ruangan.

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022

Tentunya para peserta sangat antusias dengan kegiatan ini. Beberapa ada yang sangat berminat mengembangkan pelatihan ini menjadi produk dekorasi yang bernilai ekonomi dan ingin menjualnya. Dari pelatihan ini juga terlihat bahwa beberapa dari peserta memang memiliki kegemaran melakukan kerajinan tangan. Ada juga peserta yang gemar melakukan kerajinan tangan dengan mengolah sedotan bekas menjadi taplak meja, namun kegiatan tersebut sudah tidak berjalan lagi karena kesibukan lain. Seorang peserta juga ingin mengembangkan pelatihan ini menjadi salah satu agenda kegiatan pelatihan pada program kerja RT di wilayah lain, dan berminat untuk mengolah menjadi produk lain seperti yang sudah dicontohkan.

Limbah plastik di lingkungan rumah tangga memang tidak bisa dibendung, perlu adanya sosialisasi untuk pengetahuan warga mengenai bahaya penggunaan bahan plastik pada produk makanan. Berbagai upaya sudah mulai digalakkan untuk mengurangi sampah plastik, salah satunya adalah dengan mencanangkan kegiatan bank sampah di masyarakat desa. Namun, sampah plastik seperti sendok plastik juga dapat dikembangkan lagi menjadi sebuah produk yang bernilai sebelum dikepulkan di bank sampah. Pengolahan limbah plastik seperti sendok plastik menjadi produk yang bernilai ini dapat memberdayakan ekonomi masyarakat juga. Ibu-ibu rumah tangga yang memiliki waktu luang juga dapat memanfaatkan kegiatan ini menjadi produk dan terjun ke dalam industri kreatif sampah. Usaha ini juga dapat mendukung ekonomi keluarga. 

Untuk lebih detail, kegiatan pelatihan ini dapat dilihat pada video berikut:


Kegiatan pelatihan ini tentunya masih sangat sederhana dan memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi berbagai produk olahan sampah yang lebih beragam. Bahan yang digunakan pun tidak hanya sendok plastik, masih ada beberapa bahan lain selain sendok plastik yang juga dapat diolah menjadi produk yang bernilai. Produk yang dihasilkan pun tidak hanya elemen dekorasi ruangan, ada juga kap lampu, perhiasan, dan lain sebagainya. Perlu eksplorasi lebih jauh lagi dalam pengolahan limbah plastik menjadi produk yang bernilai. 

Referensi:

Karuniastuti, N. (2013). Bahaya plastik terhadap kesehatan dan lingkungan. Swara Patra: Majalah Ilmiah PPSDM Migas, 3(1). http://ejurnal.ppsdmmigas.esdm.go.id/sp/index.php/swarapatra/article/view/43/65

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191115155042-199-448708/7-inovasi-kantong-plastik-dari-singkong-hingga-kulit-ikan

https://djpb.kemenkeu.go.id/kanwil/ntb/id/data-publikasi/artikel/2897-bank-sampah-dan-penguatan-ekonomi-desa.html

Nabila, I. D. (2017). Pemanfaatan Limbah Sendok Plastik. E-Proceeding of Art & Design, 4(3), 1009--1028. https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/files/137260/jurnal_eproc/pemanfaatan-limbah-sendok-plastik-untuk-diaplikasikan-pada-produk-perhiasan.pdf

Penulis: Aloysia Krisnawatie dan Aldila Yuanditasari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun