Mohon tunggu...
Aloysia Bwariat
Aloysia Bwariat Mohon Tunggu... Guru - #iTeach

Hogwarts wasn't hiring, so i teach muggles instead

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Teknik Scaffolding yang Efektif

1 Oktober 2021   20:25 Diperbarui: 1 Oktober 2021   20:29 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Scaffolding adalah metode pembelajaran dengan memberikan dukungan belajar secara terstruktur. Metode ini adalah metode pengajaran yang mendorong siswa dengan keterampilan/ pengetahuan lebih untuk membantu siswa lain dalam belajar. 

Teori perkembangan kognitif dari Vygotsky menyatakan bahwa siswa akan belajar lebih banyak ketika mereka menerima bimbingan dari seseorang yang memiliki ketemapilan lebih. 

Scaffolding adalah bagian dari teori pendidikan Zone of Proximal Development (ZPD). ZPD menyatakan bahwa setiap siswa, untuk setiap mata pelajaran, memiliki tiga tingkat pembelajaran:

  • hal-hal yang dapat dicapai siswa sendiri,
  • hal-hal yang dapat dicapai dengan bantuan orang lain (ZPD),
  • hal-hal yang tidak dapat dicapai meskipun siswa sudah menerima bantuan maksimal.

ZPD dan teori scaffolding adalah saat dimana siswa belajar secara maksimal Ketika mereka berada di ZPD mereka.

Kita tahu bahwa scaffolding dapat menjadi alat pengajaran yang efektif, tetapi hanya jika pengajar memahami bagaimana menggunakannya. Di bawah ini adalah empat cara yang efektif untuk menggunakan scaffolding di dalam kelas.

1. Ketahui ZPD Setiap Siswa

Untuk menggunakan teknik ZPD dan scaffolding dengan baik, sangatlah penting untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa di dalam kelas. Tanpa informasi ini, guru tidak akan dapat mengajari mereka dalam ZPD atau memberikan dukungan scaffolding yang efektif.

Sebelum guru memulai pelajaran dengan scaffolding, temukan pengetahuan dasar mereka dengan memberikan kuis singkat atau diskusi. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mencari tahu apa yang sudah mereka ketahui.

Juga ingat bahwa setiap siswa memiliki ZPD yang berbeda untuk setiap topik yang akan diajarkan. Jika kelas memiliki ZPD yang sangat bervariasi untuk topik tertentu, akan lebih efektif jika mereka bekerja dalam kelompok. 

Cara lain juga guru dapat meminta siswa untuk bekerja secara individu dan guru berjalan di sekitar kelas sert memberikan panduan sehingga guru dapat menyesuaikan teknik dengan ZPD setiap siswa.

2. Kerja Kelompok

Kerja kelompok dapat menjadi cara yang sangat efektif untuk menggunakan prinsip-prinsip scaffolding di dalam kelas. Hal ini dikarenakan siswa dapat belajar dari satu sama lain saat bekerja bersama dalam sebuah proyek. 

Siswa yang lebih maju dapat membantu siswa lain belajar sambil meningkatkan keterampilan mereka sendiri dengan menjelaskan kepda temannya. 

Cobalah untuk membuat kelompok yang berisi siswa dengan keahlian dan tingkat pembelajaran yang berbeda untuk memaksimalkan pembelajaran siswa.

Pastikan setiap siswa dalam kelompok berpartisipasi aktif. Jika guru melihat satu siswa melakukan sebagian besar pekerjaan, mintalah dia meminta pendapat siswa lain, dan tekankan pentingnya kontribusi dari setiap siswa.

3. Mengurangi Bantuan dari Guru

Kelemahan potensial dari scaffolding adalah kemungkinan memberikan terlalu banyak bantuan. Hal ini menyebabkan siswa menjadi pasif, bukan aktif.

Jika guru menggunakan teknik scaffolding, sebaiknya guru tidal langsung memberikan bantuan dan memberikan saran. Biarkan setiap siswa bekerja sendiri terlebih dahulu. 

Ketika mereka mulai kesulitan, pertama-tama mulailah dengan mengajukan pertanyaan tentang apa yang telah mereka lakukan dan apa yang menurut mereka harus mereka lakukan selanjutnya. 

Sebisa mungkin, ajukan pertanyaan terbuka (open ended queation) yang mendorong mereka untuk menemukan solusi sendiri, namun bukan hanya memberi tahu mereka.

Misalnya, jika seorang siswa mencoba membangun menara balok, akan lebih membantu jika mengatakan hal-hal seperti "Menurut kamu, bagaimana cara membuat menara ini lebih kuat?" atau "Menurut kamu mengapa menara itu jatuh?" daripada "kamu perlu membuat fondasi lebih besar."

Setelah membuat siswa memikirkan masalahnya, maka guru dapat mulai menawarkan saran konkret tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya, tetapi pastikan untuk terus mengajukan pertanyaan untuk membantu meningkatkan pemahaman siswa. 

Misalnya, setelah memberikan saran tentang cara meningkatkan menara blok, guru dapat bertanya, "Menurut kamu, mengapa membuat fondasi lebih besar membantu menara tetap berdiri?"

4. Mintalah Siswa Berpikir Keras

Meminta siswa untuk mendiskusikan proses berpikir mereka adalah salah satu cara terbaik untuk mengetahui di mana keterampilan mereka saat ini (dan dengan demikian menentukan ZPD mereka) juga memastikan mereka belajar secara aktif. 

Saat seorang siswa sedang mengerjakan sebuah proyek, minta dia berbicara tentang mengapa dia membuat suatu keputusan, apa yang menurutnya harus dia lakukan selanjutnya, dan apa yang membuat ia ragu. 

Saat guru memberikan saran, pastikan guru juga menjelaskan proses berpikir guru itu sendiri, sehingga siswa dapat memahami mengapa guru membuat keputusan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun