New Normal ini membuat semua kegiatan yang biasa dilakukan secara during(offline) seperti kegiatan sekolah dan perkuliahan harus dilakukan secara daring (online) khususnya untuk perkuliahan kegiatan KKN Universitas 17 Agustus 1945 dilakukan secara individu pada domisili mahasiswa masing - masing selama 12 hari, hal ini untuk menghindari kumpul-kumpul kelompok yang biasa dilakukan pada saat KKN during.
Saat semua kegiatan sekolah dilakukan secara online membuat semua siswa khususnya siswa SD mempunyai waktu yang sangat luang yang membuat waktu bermain menjadi lebih lama dan terkadang acuh akan protokol kesehatan. Protokol yang difokuskan oleh mahasiswa adalah tidak cuci tangan saat sudah bermain.
Aloysius Elfrizo mahasiswa teknik informatika Universitas 17 Agustus 1945 dibawah bimbingan bapak dosen Muizzu Nurhadi, SS.,M.Hum membuat kegiatan KKN yaitu penyuluhan tentang protokol kesehatan dengan sentuhan Augmented Reality dan perakitan sebuah alat cuci tangan otomatis bersama siswa SD, salah satu perwakilan orang tua siswa menyambut baik kegiatan KKN mahasiswa khusunya pada perakitan alat cuci tangan otomatis.
"Bagus bagus mas, kalau bisa kegiatan seperti perakitan alat - alat yang berhubungan dengan komputer atau kegiatan komputer yang lain, yaa bisa seminggu sekali atau satu bulan sekali karena anak - anak ini kalau sudah main tidak tau kemana dan jika dirumah selalu membuka game" ujar perwakilan dari orang tua siswa.
Penyuluhan ini bertujuan setidaknya anak - anak mengerti pentingnya cuci tangan dan tau protokol yang ada, pada sela kegiatan penyuluhan juga ditampilkan sebuah alat cuci tangan yang nantinya akan mereka rakit. Kegiatan penyuluhan cukup seru karena anak - anak penasaran dan berebut untuk mencoba alat cuci tangan tersebut.
Pada persiapan perakitan, mahasiswa membuat alat cuci tangan seminimal mungkin dari penyolderan dan membuat alat cuci tangan plug and play sehingga anak - anak pun mudah mengikuti arahan dari mahasiswa.
Pada kegiatan perakitan, anak - anak mengikuti perakitan dengan baik walaupun alat yang dibuat hanya satu dan setelah jadi alat di tempatkan pada galon yang sudah disiapkan kemudian alat bisa dicoba dan berhasil berjalan dengan baik.
Dari keseluruhan kegiatan diharapkan anak - anak dapat tertarik untuk membuat alat - alat yang lain untuk tugas prakarya sekolah mereka dan saya sebagai mahasiswa sangat terbuka untuk membantu mereka.
#KitaUntagSurabaya #UntukIndonesia #UntagSurabayaKeren #EcoCampus #KampusKompeten
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H