Gelar S1 Ekonomi pun ku kantongi, dengan biaya pendidikan dari hasil kerjaku.
Sampai titik inipun, bapakku tak pernah tau apa yang ku lakukan dan bagaimana aku melakukannya ...Â
Yang ia tau saat aku pulang, aku bisa bahasa Perancis, aku bisa mengendarai mobil, aku bisa ke kapal pesiar, aku bisa mendapatkan gelar Sarjana...Â
Tapi ia tak pernah tau kerja keras, biaya yang aku keluarkan, apa mimpi dan cita-citaku...
Ia baru akan datang ke Denpasar menengokku jika menerima berita bahwa aku sakit.
2018 tahun adalah tahun bersejarah.Â
Dimana saat itu aku hampir saja akan mewujudkan impianku untuk bisa ke Perancis namun harus tertunda karena permintaan visa ditolak.
Mendapat penolakan sebanyak 2kali membuatku berfikir bahwa bukanlah saat yang tepat untuk kesana, karena aku merasakan harus berada di Bali entah karena alasan apa.
Tentu saja, firasat itu adalah karena kakak kandung meninggal di bulan November, dan jika aku bisa ke Perancis aku harus pergi di bulan Desember.Â
Itulah yang ku sebut aku masih beruntung, karena Tuhan tidak membiarkanku pergi karena jika aku bisa pergi, maka hanya jiwa dan ragaku yang disana, namun hati dan pikiranku masih di Bali.
Di tahun ini juga merupakan tahun yang tak terlupakan karena aku bisa menonton konser Celine Dion di Jakarta 7 Juli. Salah satu mimpi besar saat aku mulai mengenal lagu-lagunya dalam bahasa Perancis yang liriknya cukup dalam untukku.