Kecelakaan di semester akhir membuatku tak bisa mengikuti pelajaran dengan sempurna, yang mengakibatkan aku harus lulus dengan nilai terendah.
Melihat kemampuan ekonomi keluarga, dan aku yang tak ingin terjun ke dunia pariwisata karena ku lihat pekerjaan itu adalah musiman, maka ku putuskan untuk melanjutkan pendidikan di sekolah kejuruan, dengan harapan bisa bekerja di sebuah instansi pemerintah, mendapatkan gaji bulanan, cuti, tunjangan dll.
Di sekolah ini kemampuan dan kepercayaan diriku mulai melejit kembali. Teknik mengetik 10 jaripun ku kuasai. Menjadi pemimpin dalam organisasi PMR di sekolah dan mengikuti berbagai kegiatan yang berkaitan dengan PMR membuatku menambah dan bertemu teman lama.
Berhasil menyelesaikan pendidikan dengan baik, namun tak mampu melanjutkan kuliah karena terhalang dana.
Aku pun berinisiatif untuk menemui salah satu keluarga di Denpasar untuk meminta bantuan agar mencarikan pekerjaan.
Berangkat seorang diri dan memberanikan mengeluarkan kata-kata.
Ternyata, bukan pekerjaan yang ditawarkan, tetapi pendidikan.
Ditawari untuk belajar bahasa Perancis dan kursus akan dibayari serta bisa tinggal di rumah mereka.
Aku yang selalu senang belajar pun menyambut dengan riang tawaran tersebut, walau aku tak tahu apa yang akan kulakukan dengan bahasa itu.Â
Selama 8 bulan ku belajar bahasa Perancis di Alliance Franaise Renon, selama itu pula bapakku tak pernah menanyakan kabarku, menelpon, mengirim pesan, bahkan motornya yang aku pinjam dulu untuk ku bawa ke Denpasar pun diminta.
Aku bagaikan anak yang tak punya keluarga dan dipertemukan dengan keluarga yang baru.