Fasilitas+biaya operasional memadai, Mutu bisa tercapai
Dengan beralihnya status ke negeri, fasilitas sekolah dan biaya operasional sekolah pun memadai jadinya tanpa harus amat tergantung pada iuran yang namanya uang Komite Sekolah yang kembang-kempis tak menentu.Â
Dan bila didukung dengan terpenuhinya kebutuhan dasar guru dan keluarganya yang membuat guru lebih fokus pada pengelolaan sekolah yang tidak lain adalah pelayanan kepada siswa seperti tersebut di atas, mutu atau kualitas sekolah bisa terjamin dengan baik. Selama, tentu saja, berbagai faktor pendukung lain pun harus terpenuhi seperti telah dikemukakan diatas.
Anak terlayani, gaji guru terpenuhi sesuai standar, fasilitas sekolah dan biaya operasional sekolah memadai hingga tercapainya mutu pendidikan yang baik adalah hal-hal yang erat kaitannya dengan finansial. Begitu finansial untuk itu terpenuhi, kesulitan pengelolaan sebuah lembaga pendidikan seperti yang biasa dikeluhkan selama ini bisa teratasi. Dengan sendirinya, beban orangtua murid menjadi ringan pula.
Memilih yang terbaik
Meski menegerikan sekolah swasta tidak ada masalah di mata pater Gregor, SVD, tidak serta merta berarti bahwa hal itu menjadi satu-satunya pilihan yang wajib diterima oleh semua pihak, tentu saja. Tinggal disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah. Ada daerah yang tetap boleh mempertahankan stasus ke-swasta-an sesuai pertimbangan tertentu. Dan ada daerah yang merelakan penegerian sekolahnya dengan tetap bisa mempertahankan corak khas sekolah dalam hal penanaman nilai keagamaan.
Para petinggi Gereja bersama segenap pemangku kepentingan sudah saatnya berembuk untuk menentukan kriteria daerah mana yang tetap mempertahankan kekhasan dan mana yang boleh beralih nomenklatur karena akan terjamin kelestarian praktek-praktek keagamaannya meski sudah jadi sekolah negeri nantinya.
Semua kita sepakat, faktor utamanya adalah pemenuhan kebutuhan dasar untuk tiga hal. Ketiganya adalah biaya operasional lembaga pendidikan, kebutuhan hidup layak guru dan terpenuhinya fasilitas sekolah agar pelayanan kepada siswa bisa optimal demi terwujudnya mutu pendidikan seperti yang distandarkan secara nasional; dengan tentu memperhatikan patokan-patokan global yang memang juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Patokan Global seperti PISA6), sebuah Program Penilaian Pelajar Internasional khusus Literasi Membaca, Matematika dan Sains yang selalu menjadi acuan memajukan dunia pendidikan suatu negara.
Akhirnya kita semua, tak terkecuali pater Gregor, SVD, pasti dengan jelas melihat perbedaan antara sekolah negeri dengan sekolah swasta, terkhusus swasta sederhana, mulai dari tampak depan, isi dalamnya, hingga tampak belakangnya. Kita pastikan, setiap Pater Gregor, SVD memberikan pelayanan iman untuk sekolah-sekolah dalam wilayah parokinya, beliau sudah begitu sering disuguhi pemandangan demikian.Â
Ada perbedaan mencolok. Dengan begitu lalu beliau memilih, lebih baik anak-anak didik dan gurunya berada di sebuah kondisi yang jauh dari kata terpuruk; sementara kebutuhan imannya toh tetap tak akan lenyap juga dengan berubahnya nomenklatur. Apalagi berada di daerah khusus. Bagi beliau dan mungkin sebagian kita: jadi negeri tidak masalah.
                                                               ***