Mohon tunggu...
Alomni Omni
Alomni Omni Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pendukung Anies Berani Bicara Program?

28 Februari 2017   15:01 Diperbarui: 1 Maret 2017   00:00 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara logika umum, beberapa program kerja Anies-Sandi belakangan ini SEMAKIN TIDAK MASUK AKAL SEHAT, sangat asbun dan berpotensi menjadi PEMBOHONGAN ATAU PEMBODOHAN PUBLIK

Ketika Anies beberapa kali me-ralat dari rumah dengan DP 0 rupiah menjadi rumah dengan DP 0%, dst JELAS DALAM KAEDAH KOMUNIKASI PUBLIK, Anies telah sengaja melakukan kebohongan publik, karena Anies sendiri tidak mampu menjelaskan secara KONKRIT program kerjanya sendiri, Anies hanya berlindung pada bahwa Sandiaga sudah melakukan hitung-hitungannya, dan sampai saat ini, hitung-hitungannya tersebut pun tidak pernah diinformasikan atau dipublikasikan?

Kenapa Anies takut membagikan informasi hitung2an ala bang Sandi? karena jelas hitung2an ala bang Sandi ternyata fiktif belaka, cuma jargon belaka, khayalan tingkat dewa. Ujung-ujungnya Anies ngambek dan menganggap dia korban pem-bully-annya, padahal karna Anies ASBUN DAN MEMBERIKAN INFORMASI YANG SESAT, reaksi intelektual yang muncul menanggapi program rumah dengan DP 0% tidak digubris sama sekali oleh Anies apalagi Sandiaga?

Kemudian bukannya bertobat, malah Anies semakin menjadi-jadi dengan KJP PLUS, ketika ditanya potensi masalah akibat pemberian Tunai dari KJP Plus, Anies hanya menjawab "Kami akan memberikannya dua kali dalam setahun, di awal semester,"(http://www.cnnindonesia.com/kursipanasdki1/20161223201725-516-181878/mahasiswa-pertanyakan-program-kjp-plus-anies-sandiaga/), apakah menurut akal sehat anda, Anies menjawab keresahan bahwa pemberian tunai tersebut rentan DIMANIPULASI? sementara semua keperluan untuk anak bersekolah BISA DIBERIKAN DALAM BENTUK NON TUNAI, kenapa justru Anies membuka celah untuk BLT jenis baru tersebut dimunculkan kembali? apalagi ini Jakarta dimana seharusnya tidak ada lagi model2 pemberian bantuan langsung tunai, karena secara infrastruktur perekonomian sudah sangat cukup, dengan modal jadi ojek online saja, sebenarnya masyarakat sudah dapat mandiri, jadi pemberian bantuan tunai di kota Jakarta sama sekali menghancurkan budaya mandiri yang sudah dibangun Jokowi dan diteruskan oleh Ahok

Absurdnya lagi PLUS pada KJP yang sudah dijalankan Ahok, HANYA ADA TAMBAHAN UANG TUNAI sejumlah yang besarannya juga LAGI-LAGI TIDAK DIJELASKAN OLEH ANIES, jadi sebenarnya KJP Plus Anies, plusnya hanya BELUM KONKRIT ALIAS NGAMBANG, Ahok pun sudah mengkritik apa sih plus-nya punya Anies (https://news.detik.com/berita/d-3354693/anies-gagas-kjp-plus-ahok-saya-enggak-ngerti-plusnya-apa), sampai saat ini MASIH GELAP

Apakah Anies ingin menjadi "sinterklas" demi jabatan? apalagi Sandi menjanjikan bahwa pasukan orange akan dapat fasilitas dan gaji lebih, kemudian sampai dijanjikan pengusaha pengelola sampah? (https://news.detik.com/berita/d-3431151/sandiaga-janji-akan-tambah-fasilitas-dan-gaji-pasukan-oranye), terlalu berlebihan, karena jika skala gaji dan fasilitas ditambah tanpa penambahan job description itu jelas upaya suap.

Jadi secara intelektual, saya terus terang FRUSTASI TERHADAP PROGRAM KERJA ANIES-SANDI
1. rumah dp 0%
2. KJP Plus
3. Naik kelas dari pasukan orange ke pengusaha pengelola sampah
4. Ok OC

coba bagi para pendukung Anies & Sandi
JELASKAN WHAT, WHY, WHEN, WHERE, WHO, WHOM DAN TERPENTING HOW

DENGAN SMART (SPECIFIC, MEASUREABLE, ACHIEVABLE, REALISTIC, TIME BOUND)

jika kalian gagal, maka semua program yang ditawarkan oleh Anies jangan berani-berani disebut Program, namun hanyalah kumpulan ide mentah yang bisa buat kepala ini sakit perut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun