Semarang (11/02/2022) - Situasi pandemi mengharuskan kita menggunakan masker ketika hendak bepergian. Menurut jurnal Frontiers of Environmental Science and Engineering, terdapat sekitar 2,8 juta penggunaan masker per menit. Penggunaan masker sekali pakai atau masker medis memiliki efektivitas 80-90% untuk meminimalisir penularan virus, sehingga lebih dianjurkan daripada menggunakan masker kain.
Di satu sisi penggunaan masker memiliki tujuan yang baik untuk melindungi manusia, namun ternyata masker medis atau masker sekali pakai utamanya terbuat dari polipropilen alias salah satu jenis plastik, yang mana plastik membutuhkan waktu hingga ratusan tahun untuk dapat terurai.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021, limbah plastik Indonesia mencapai 66 juta ton per tahun. Studi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di tahun 2018 memperkirakan sekitar 0,26 juta-0,59 juta ton plastik ini mengalir ke laut sehingga menyebabkan pencemaran air. Selain itu, limbah masker bekas pakai juga dapat menjerat hewan, bahkan menyebabkan kematian bagi mereka.
Menanggapi hal tersebut, salah satu mahasiswa KKN UNDIP TIM I 2021/2022 bekerja sama dengan BUMIKU mengajak warga Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara Pilah Limbah Masker (PiaLiMa) sebagai upaya sayangi bumi. Bentuk kegiatan dari program ini adalah melakukan pilah limbah masker medis (non infeksius) melalui beberapa tahapan sebagai berikut.
1. Rendam masker medis ke dalam larutan disinfektan atau pemutih selama 30 menit.
2. Jemur masker medis hingga kering di bawah sinar matahari.
3. Lepas tali & kawat pada masker medis. Pisahkan ketiganya (tali, kawat, dan badan masker).
4. Gunting masker menjadi 2 bagian.
5. Bungkus masker dengan aman dan masukkan ke dropbox yang tersedia di Kantor Kelurahan Bandarharjo.
Lalu bagaimana nasib limbah masker ini? Upakara Bhuvana Nusantara yang berkolaborasi dengan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) akan mengolah limbah masker medis menjadi biji plastik yang selanjutnya digunakan untuk memproduksi barang-barang plastik, seperti pot hidroponik, ember, tempat sampah, dan lain-lain.
“Kegiatan ini sangat bagus karena recycle jadi mengurangi limbah plastik”, ujar Pak Eko salah satu perangkat Kelurahan Bandarharjo. Harapannya kegiatan ini dapat terus berlanjut dan menjadi langkah awal bagi warga kota Semarang untuk ikut menjaga bumi dengan memilah limbah masker. Bagi rekan-rekan yang ingin ikut mengumpulkan limbah masker, dapat menghubungi BUMIKU.
(Aloisya Evelyn - Matematika UNDIP)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI