Pas lagi di tengah obrolan dengan mereka, tiba-tiba di dalam kepala ada yang ngomong "gila nih anak-anak muda bener, keren-keren lagi," lalu hati melanjutkan "udah mau kepala tiga nih, udah ada pencapaian apa aja?Â
Ada yang bisa dibanggain?" ditutup dengan mata yang kicep-kicep lalu mulut yang menguap untuk lari dari kegelisahan tadi.
Eitsss, tidak berhenti di situ dong. Lalu kalau kita reunian, ketemu teman-teman seangkatan di sekolah dulu. Mulai deh dalam hati membandingkan apa yang dia punya dan apa yang saya punya.Â
Di mulut sih pasti semua saling mengapresiasi dan memuji satu sama lain, tapi kalau di hati? Ada yang minder, ada yang kesal, mungkin iri, atau malah sombong karena lebih dari yang lainnya. Yaaa namanya juga manusia.
Memang kita harus terus berusaha lebih baik lagi setiap harinya, tetapi setiap orang punya lintasan larinya masing-masing. Akan sangat melelahkan kalau kita terus membandingkan diri dengan orang lain.Â
Karena akan selalu ada yang lebih sukses, akan selalu ada yang lebih muda, lebih keren, dan lebih-lebih lainnya dari kita. Sekali lagi, itu semua terjadi karena lintasan larinya masing-masing, zona waktunya masing-masing.
Sesekali kita juga perlu berkata dalam hati, atau mungkin berteriak kepada diri sendiri, "kamu sudah bekerja keras hari ini, nggak perlu dipaksakan kok, yuk kita nikmati dulu saat ini."
Capek ya? Istirahat dulu nggak apa-apa kok. Hari ini cukup hebat bisa sampai di tahap ini, besok dicoba lagi ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H