Mohon tunggu...
Aloi Fitriani
Aloi Fitriani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Halo Salam kenal semuanya, saya seorang mahasiswa akhir dan tertarik ke dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sijogal, Inovasi Berbasis Mikroalaga untuk Masa Depan Energi Indonesia

18 Oktober 2024   22:25 Diperbarui: 18 Oktober 2024   23:49 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Desain oleh Penulis

Sumber: Desain oleh Penulis
Sumber: Desain oleh Penulis
Manfaat Teknologi IoT dalam Budidaya Mikroalga

Teknologi IoT berperan penting dalam menciptakan proses budidaya mikroalga yang efisien dan responsif. Sensor-sensor memantau suhu, pH, kadar oksigen, dan nutrisi dalam kolam, sementara mikroprosesor menganalisis data dan mengatur kondisi kolam secara otomatis. Pendekatan ini memungkinkan peningkatan hasil produksi dan optimasi manajemen budidaya.

Metode mixotrophic yang memanfaatkan cahaya matahari dan karbon organik dari POME terbukti sangat efektif dalam meningkatkan produksi biodiesel. Pupuk NPK juga ditambahkan untuk mendukung pertumbuhan mikroalga, dengan pengukuran kualitas air yang ketat.

Dari Budidaya ke Panen: Proses yang Ramah Lingkungan

Proses panen biomassa mikroalga dilakukan melalui sedimentasi, memanfaatkan gaya gravitasi untuk memisahkan biomassa dari air. Setelah panen, lipid diekstraksi menggunakan teknik superkritis CO2, dengan modifikasi kondisi nitrogen untuk meningkatkan akumulasi lipid yang penting untuk produksi biodiesel.

Dengan konsep zero waste dan zero emission, Sijogal bukan hanya solusi untuk limbah POME, tetapi juga langkah nyata menuju ekonomi sirkular yang berkelanjutan. Pengolahan limbah ini diharapkan tidak hanya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga menciptakan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan.

Menuju Energi Terbarukan Berkelanjutan

Rencana implementasi Sijogal akan dimulai dengan studi literatur dan desain alat pada tahun 2025. Pada 2026 hingga 2029, pembangunan alat dan operasionalisasi pengolahan limbah akan dilaksanakan. Monitoring dan evaluasi kinerja alat serta kondisi mikroalga akan berlangsung hingga 2032, dengan penyempurnaan alat berdasarkan hasil evaluasi.

Dengan sosialisasi yang melibatkan pemerintah dan masyarakat pada tahun 2034, Sijogal diharapkan dapat menjadi pionir dalam pengolahan limbah kelapa sawit yang inovatif dan berkelanjutan, memberikan kontribusi nyata untuk lingkungan dan masa depan energi terbarukan di Indonesia.

Dengan langkah-langkah konkret ini, Indonesia bisa mengubah tantangan menjadi peluang, menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun