Mohon tunggu...
Alodia Zerlina
Alodia Zerlina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Unesa

Tangguh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Media Sosial terhadap Komunikasi Intrapersonal dan Dampaknya pada Kesehatan Mental Generasi Muda

5 Januari 2025   01:01 Diperbarui: 5 Januari 2025   01:12 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di era digital, media sosial telah menjadi komponen penting dalam kehidupan anak muda. Selain berfungsi sebagai platform untuk berekspresi dan berkomunikasi, situs media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Twitter juga berdampak pada bagaimana anak muda berinteraksi satu sama lain melalui komunikasi intrapersonal. Media sosial memiliki banyak keuntungan, termasuk konektivitas yang mudah, akses informasi, dan ruang kreatif, tetapi juga memiliki kekurangan, terutama dalam hal kesehatan mental dan komunikasi internal.

Penggunaan media sosial yang berlebihan sering kali memengaruhi komunikasi intrapersonal, yang merupakan percakapan internal yang menentukan kesejahteraan psikologis dan persepsi diri seseorang. Kaum muda memiliki kecenderungan untuk membandingkan diri mereka sendiri dengan cita-cita yang tidak mungkin tercapai ketika mereka terus menerus terpapar dengan gaya hidup orang lain yang tampaknya ideal di media sosial. Pembicaraan negatif tentang diri sendiri, seperti "Saya tidak cukup baik" atau "Hidup saya tidak seindah orang lain," dapat dipicu oleh hal ini. Jika dibiarkan, pola komunikasi intrapersonal seperti ini dapat menyebabkan kecemasan, keputusasaan, dan penurunan rasa percaya diri.

1.Komunikasi Intrapersonal

Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak muda di era digital. Platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter menawarkan ruang untuk berbagi cerita, mencari informasi, hingga membangun jejaring sosial. Namun, di balik manfaatnya, media sosial juga memengaruhi komunikasi intrapersonal---dialog internal yang berlangsung dalam pikiran seseorang. Anak muda yang sering terpapar media sosial cenderung mengembangkan pola pikir yang dipengaruhi oleh perbandingan sosial, validasi eksternal, dan ekspektasi masyarakat maya, yang semuanya berdampak pada kesehatan mental mereka.

Komunikasi intrapersonal, atau cara seseorang berbicara kepada dirinya sendiri, menjadi fondasi dalam membangun citra diri yang sehat. Namun, media sosial sering kali menjadi pemicu dialog internal yang negatif. Misalnya, melihat kehidupan orang lain yang tampak sempurna di media sosial dapat memunculkan perasaan tidak puas terhadap diri sendiri. Hal ini sering kali memperkuat self-talk yang merendahkan diri, seperti pikiran "Aku tidak cukup baik" atau "Aku selalu kurang dibandingkan dengan orang lain." Jika tidak dikelola dengan baik, pola komunikasi intrapersonal semacam ini dapat mengarah pada gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.

Sebaliknya, media sosial juga memiliki potensi untuk mendukung komunikasi intrapersonal yang positif jika digunakan dengan bijak. Akun-akun yang mempromosikan kesehatan mental, motivasi, dan self-love dapat menjadi sumber inspirasi bagi anak muda. Namun, ini membutuhkan kemampuan untuk menyaring informasi secara kritis dan menghindari terjebak dalam lingkaran konten yang merugikan. Dalam hal ini, kesadaran diri dan pengelolaan komunikasi intrapersonal menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan antara penggunaan media sosial dan kesehatan mental.

Hubungan antara komunikasi intrapersonal dan kesehatan mental juga terlihat dalam cara anak muda mengelola ekspektasi dari media sosial. Ketika seseorang terlalu fokus pada jumlah likes, komentar, atau followers, komunikasi intrapersonal mereka sering dipenuhi dengan kekhawatiran akan penerimaan sosial. Ketergantungan pada validasi eksternal ini dapat menciptakan tekanan psikologis yang berlebihan, sehingga mengurangi rasa percaya diri dan meningkatkan stres.

Selain itu, media sosial sering kali menciptakan ilusi tentang standar kebahagiaan dan kesuksesan yang tidak realistis. Anak muda yang terpapar standar ini cenderung membandingkan diri mereka dengan kehidupan orang lain yang dikurasi secara sempurna di media sosial. Hal ini dapat memperburuk komunikasi intrapersonal negatif, seperti munculnya rasa iri, kecemasan sosial, dan perasaan tidak berharga. Dalam jangka panjang, efek ini dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk membangun hubungan sehat, baik dengan diri sendiri maupun dengan orang lain.

Namun, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk memanfaatkan media sosial secara lebih sehat. Anak muda perlu diajarkan untuk mengembangkan keterampilan refleksi diri yang baik, seperti mengenali pola komunikasi intrapersonal yang merugikan dan menggantinya dengan afirmasi positif. Selain itu, mengurangi waktu penggunaan media sosial dan memperbanyak interaksi langsung dengan keluarga dan teman juga dapat membantu mengurangi dampak negatifnya terhadap kesehatan mental.

Orang tua, pendidik, dan masyarakat memiliki peran penting dalam membantu anak muda memahami dampak media sosial terhadap komunikasi intrapersonal mereka. Edukasi tentang literasi digital dan pentingnya menjaga dialog internal yang positif dapat menjadi salah satu langkah preventif. Dengan membangun kesadaran akan pengaruh media sosial, anak muda dapat lebih siap menghadapi tekanan sosial yang muncul dari dunia maya.

Kesimpulannya, hubungan antara media sosial, komunikasi intrapersonal, dan kesehatan mental anak muda sangat kompleks. Media sosial dapat menjadi pedang bermata dua---baik sebagai alat yang memperkuat komunikasi intrapersonal positif maupun sebagai pemicu dialog internal negatif. Oleh karena itu, penting untuk membangun keseimbangan dalam penggunaan media sosial dan terus mengasah kesadaran diri agar kesehatan mental tetap terjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun