Rasio keuangan adalah alat yang digunakan oleh perusahaan untuk menganalisa keuangan suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan. Analisa laporan keuangan adalah sebuah metode yang digunakan perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui pertumbuhan perusahaan yang berpedoman berdasarkan laporan keuangan pada periode tertentu.
PT Alumindo Light Metal Industry Tbk atau yang bisa disingkat ALMI adalah sebuah perusahaan multinasional yang bergerak di industry manufaktur yang menjadikan produksi logam sebagai pemasukan utama perusahaan.Perusahaa ini bermarkas di Surabaya, Indonesia. Perusahaan ini pertama kali berdiri pada tanggal 26 Juni 1978.Perusahaan ini merupakan salah satu dari anak perusahaan milik Maspion Group.
Laba Per Saham atau Earning Per Share (EPS) adalah laba bersih perusahaan dibagi jumlah saham beredar. Laba bersih per saham menjelaskan mengenai pembagian laba bersih bagi setiap 1 pemegang lembar saham dari suatu perusahaan. Selain itu,Nilai dari Laba Per Saham dapat dijadikan tolak ukur untuk mengetahui besar kecilnya keuntungan perusahaan yang akan didapatkan para pemegang saham. Berikut adalah rumus dari Laba Per Saham
EPS = Laba bersih/Jumlah saham beredar
Laba per saham PT Alumindo Light Metal Industry Tbk tahun 2018-2020
2018
EPS = Rp 6.544.635.062 / 616.000.000 = 10,62
2019
EPS = Rp (298.808.902.797) / 616.000.000 = (485,08)
(penyajian kembali)
EPS = $ (22.438.088) / 616.000.000 = (0,04)
2020
EPS = $ (18.916.626) / 616.000.000 = (0,03)
Keterangan:
Kenaikan nilai laba per saham mencerminkan bahwa kondisi keuangan perusahaan mengalami peningkatan laba. Namun pada kasus PT Alumindo Light Metal Industry Tbk dapat terlihat bahwa perusahaan tersebut mengalami penurunan nilai laba per saham setiap tahunnya hal ini menunjukan bahwa perusahaan PT Alumindo Light Metal Industry Tbk mengalami kerugian. Dengan menurunnya nilai laba per saham mengakibatkan pemegang saham tidak mendapatkan keuntungan.Maka dengan terjadinya kasus penurunan nilai laba per saham maka menunjukan bahwa perusahaan tidak berhasil mencapai keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan.
Current Ratio
Current ratio atau yang biasa disebut rasio lancar adalah rasio yang menunjukan besar kecilnya kemampuan suatu perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau tempo dalam satu tahun.Cara yang dilakukan untuk menghitung current ratio adalah dengan cara membandingkan current asset (aset lancar ) dengan current liability (kewajiban lancar) perusahaan tersebut.Berikut adalah rumus current ratio
Current Ratio = current asset / current liability
Current Ratio PT Alumindo Light Metal Industry Tbk tahun 2018-2020
2018
Current Ratio = Rp 2.115.994.105.157 / 2.144.650.311.300 = 0,9866 x 100 = 98,66 %
2019
Current Ratio = Rp 1.160.620.662.903 / 1.573.757.483.662 = 0,7374 x 100 = 73,74 %
(Penyajian kembali)
Current Ratio = $ 83.491.882 / 113.534.327 = 0,7353 x 100 = 73,53 %
2020
Current Ratio = $ 65.009.326 / Â 99.946.499 = 0,6504 x 100 = 65,04 %
Keterangan:
Pada current ratio,Perbandingan aset lancar dan kewajiban lancar sangat berpengaruh sebab semakin besar nilai perbandingannya maka semakin tinggi besar kemampuan perusahaan tersebut dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Namun Current Ratio PT Alumindo Light Metal Industry Tbk justru semakin menurun dari 2018 hingga 2020.Hal ini menunjukan bahwa perusahaan mengalami masalah dalam mengatasi pembayaran kewajiban lancar.
Pada tahun 2019 nilai current ratio mengalami penurunan menjadi 73,74% atau 73,53% pada laporan yang disajikan dalam USD. Artinya kemampuan perusahaan PT Alumindo Light Metal Industry Tbk dalam membayar kewajiban jangka pendeknya adalah 73,74%.
Pada tahun 2020 nilai current ratio mengalami penurunan menjadi 65,04%. Artinya kemampuan perusahaan PT Alumindo Light Metal Industry Tbk dalam membayar kewajiban jangka pendeknya adalah 65,04%.
Debt ratio = total utang / total asset
Debt ratio PT Alumindo Light Metal Industry Tbk tahun 2018-2020
2018
Debt ratio = Rp 2.454.465.678.087 / 2.781.666.374.017 = 0,88
2019
Debt ratio = Rp 1.723.459.522.731 / 1.725.649.624.878 = 0,99
(penyajian kembali)
Debt ratio = $ 124.303.484 / 124.138.525 = 1,00
2020
Debt ratio = $ 120.231.988 / 101.149.121 = 1,18
Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio = total utang / total ekuitas
2018
Debt to Equity Ratio = Rp 2.454.465.678.087 / 327.200.695.930 = 0,0075 x 1000 = 7,5
2019
Debt to Equity Ratio = Rp 1.723.459.522.731 / 2.190.102.147 = 786,93
(penyajian kembali)
Debt to Equity = $ 124.303.484 / (164.959) = - 753,54
2020
Debt to Equity = $ 120.231.988 / (19.082.867) = - Â 6,300
Times Interest Earned
Times Interest Earned = EBIT / beban bunga
Times interest earned PT Alumindo Light Metal Industry Tbk mulai dari tahun 2018-2020
2018
Times Interest Earned = Rp 13.900.879.443 / (91.848.277.580) = 0,151 x 100 = 15,1
2019
Times Interest Earned = Rp (280.291.141.624) / (106.595.964.030) = 2,63
(penyajian kembali)
Times Interest Earned = $ (21.105.970) / (7.394.922) = 2,85
2020
Times Interest Earned = $ (18.448.831) / (8.570.512) = -2,15
Keterangan:
Debt Ratio merupakan rasio yang digunakan oleh perusahaan dalam menghitung kemampuan suatu perusahaan dalam membayar hutang dari aset yang dimiliki perusahaan tersebut.Pada hasil perhitungan PT Alumindo Light Metal Industry Tbk menunjukan nilai debt ratio diatas 1 pada tahun 2019 dan 2020 dan nilai dibawah 1 pada tahun 2018. Nilai debt ratio lebih dari 1 menjelaskan bahwa pada tahun tersebut, utang perusahaan terlalu besar sehingga meski aset yang dimiliki perusahaan dijual maka tidak dapat menutupi utang yang dimiliki perusahaan.Maka berdasarkan perhitungan debt ratio maka dapat disimpulkan bahwa utang perusahaan semakin bertambah.
Debt To Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung besar ekuitas dan utang perusahaan dalam membayar asetnya. Debt To Equity Ratio, PT Alumindo Light Metal Industry Tbk, cenderung berfluktuasi. Sebab pada hasil perhitungan nilai debt to equity ratio pada tahun 2020. Nilainya debt to equity lebih kecil dari tahun sebelumnya. Maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah mengurangi penggunaan ekuitas dan hutangnya dengan tujuan untuk membiayai asetnya.
Times Interest Earned adalah skala yang digunakan dalam menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan utang. Terlihat dalam tabel bahwa Times Interest Earned PT Alumindo Light Metal Industry Tbk semakin mengecil. Namun nilai EBIT yang dimiliki perusahaan masih lebih besar daripada beban bunga yang harus dibayar, sehingga perusahaan dapat mampu menutupi beban bunga dengan EBIT yang dimilikinya. Nilai times interest earned yang dimiliki PT Alumindo Light Metal Industry Tbk  diatas 1.5 maka dapat disimpulkan EBIT yang didapat perusahaan cukup untuk membayar bunga.
Debt service coverage ratio adalah rasio perbandingan pendapatan dan utang yang digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar miliknya. Rasio ini berguna untuk menunjukkan mampu tidaknya pendapatan operasional bersih perusahaan tersebut dalam  melunasi pokok utang dan biaya serta obligasi lancar. Jika dibandingkan dengan debt ratio, maka Debt service coverage ratio dapat lebih detail dalam menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar utang miliknya. Rumusnya sebagai berikut:
DSCR = laba bersih total / Total Biaya Utang dan Pokok Utang(Total Debt Service Costs)
Debt service coverage ratio PT Alumindo Light Metal Industry Tbk, tahun 2018-2020
2018
DSCR = Rp 13.900.879.443 / 2.144.650.311.300 = 0,01
2019
DSCR = Â Rp (280.291.141.624) / 1.573.757.483.662 = -0,18
(penyajian kembali)
DSCR = $ (21.105.970) / 113.534.327 = -0,19
2020
DSCR = Â $ (18.448.831) / 99.946.499 = -0,18
Keterangan:
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel, Debt service coverage ratio  PT Alumindo Light Metal Industry Tbk. Mulai dari tahun 2018 hingga 2020. Debt service coverage ratio milik perusahaan mampu menyentuh angka 1. Maka hal ini menunjukan bahwa PT Alumindo Light Metal Industry Tbk  tidak memiliki laba operasi yang cukup untuk membayar utang lancar perusahaannya  sehingga perusahaan harus menggunakan sebagian tabungan miliknya atau bisa dikatakan pendapatan yang dihasilkan perusahaan tidak mampu untuk membayar utang lancar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H