Mohon tunggu...
.
. Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Prof Apollo Dr,M.Si.Ak TB2_Teori Akuntansi Pendekatan Semiotika menurut Ferdinand de Saussure

24 Mei 2022   03:54 Diperbarui: 24 Mei 2022   03:59 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokpri (Ferdinand de Saussure)

Akuntansi Semiotika 

Akuntansi menemukan kiat menerangkan, mengklasifikasikan, meringkas, memimpin dan menyorongkan bukti, perjanjian tempuh peristiwa yang berpegangan tangan tambah keuangan sehingga bisa digunakan oleh genus yang menggunakannya tambah mudah dimengerti kepada pengumpulan suatu kanon tempuh target lainnya. Akuntansi berpunca pecah wicara eksentrik accounting yang artinya bagian dalam irama Indonesia adalah menduga atau memercayakan. Definisi akuntansi memeluk Financial Accounting Standards Board (FASB) (2017) menemukan program kebaikan yang bekerja menahan suatu fakta kuantitatif yang nanti digunakan kepada pengumpulan kanon ekonomi. 

Sedangkan memeluk Paul Gradi (2017) akuntansi yaitu seumpama kurnia komisi secara sistematis, bisa dipercaya dan original bagian dalam menerangkan, mengklasifikasi, memproses, memperadabkan ikhtisar, menganalisa, menginterprestasi seluruh tubuh perjanjian dan peristiwa tempuh susila keuangan yang kelahirannya bagian dalam operasional perusahaan seumpama pertanggungjawaban awal kinerjanya. Akuntansi memeluk Sumarsan (2017:reservoir) adalah suatu seni kepada mengumpulkan, mengidentifikasi, mengklasifikasikan, menerangkan perjanjian, tempuh peristiwa yang berpegangan tangan tambah keuangan, sehingga bisa memproduksi fakta keuangan atau suatu pengaduan keuangan yang bisa digunakan oleh aspek-aspek yang berkepentingan. Berdasarkan pengenalan akuntansi secara kebanyakan dan memeluk getah perca komponen, dongeng akuntansi semiotika artinya adalah kiat menerangkan akuntansi yang membelit jurusan semiotika kepada menjelang seruan-seruan yang terdapat bagian dalam kiat pendaftaran akuntansi.

Sumber: Dokpri
Sumber: Dokpri

Ferdinand de Saussure (Semiotika) 

Ferdinand de Saussure lahir pada tanggal 26 November 1857 di Jenewa terlahir dalam marga yang sangat prominen di pematang terkandung tambah tercapai di mayapada jurusan pengetahuan. Selain seumpama  komponen irama, Ferdinand de Saussure juga komponen irama Indonesia dan irama Sansekerta Eropa, dasar jurusan-jurusan sosial dan reaktualisasi bijak pandai famili manusia. Ferdinand de Saussure (1857-1913) menguraikan semiotika  seumpama "ulasan bab sumbangan seruan seumpama potongan pecah kesibukan sosial" bagian dalam pelajaran linguistik kebanyakan. Tersirat bagian dalam makna ini adalah pertautan detik seruan adalah potongan pecah  kesibukan sosial secara kebanyakan. Ada tertib konfirmasi dan  tertib sosial, keduanya saling tersangkut. Saussure, bagian dalam ayat ini,  berkomentar bab opsi asosiasi dan operasi seruan tambah resam terpatok, bagian dalam ayat gerak laku sosial  yang beberes operasi seruan secara sosial, yaitu agar seruan mempunyai hikmah dan pandangan hidup sosial. (Alex Sobur, 2016: 7). 

Pemikiran semiotika yang dikemukakan oleh Ferdinand de Saussre disebut semiotika struktural. Semiotika struktural mengangkat anak linguistik kebanyakan seumpama lingkungan ilmiah baru. Dalam bukunya yang bertitel Course in General Linguistic, ia menginterprestasikan semiotika seumpama jurusan yang menyelidiki kondisi seruan seumpama potongan pecah kesibukan sosial. Dalam pengenalan ini, tujuan semiotika adalah seruan yang semata-mata digunakan depan kesibukan sosial. Semiotika Saussure tidak mengangkat anak seruan itu badan seumpama tujuan tinjauan. Karenanya, penyisihan awal seruan dilakukan terhadap orientasi masa, bentuk dan sejarah.

Sifat pemeriksaan semiotika yang dikemukakan oleh Saussure mementingkan tinjauan sinkronik dibandingkan diakronik. Kajian sinkronik menemukan tinjauan irama yang tidak melihat dng cermat leret masa pembentukannya. Sementara tinjauan diakronik melihat dng cermat leret masa munculnya irama melewati sejarah. Saussure mengira bahawa irama harus dipandang seumpama sealiran tertib kepada linguistik metafor sejarah. Prinsipi sinkronik digunakan kepada menyerahkan gatra tertib. Saussure menampilkan bahwa menjelang evolusi atau perputaran suatu partikel irama akan sia-sia jika tertib yang menghasilkannya tidak dikaji terlebih dahulu.

Saussure memperuntukkan bicara semiologi. Dalam tinjauan semiotikannya menyusung penghampiran irama atau linguistik bagian dalam studinya, karena Saussure mempunyai motif puncak linguistik. Sasussure harta benda depan perian 1857 dan menginjak menyenangi mayapada irama dan kesastraan sejak kate, bahkan depan umur 15 perian Saussure menggambar piktograf yang bertitel essai sure kursus langue. Semiotika memeluk Saussure adalah tinjauan kondisi seruan bagian dalam kesibukan sosial, mencengap apa saja seruan terkandung dan cara apa yang beberes terbentuknya seruan. Saussure (1966), semata-mata betul-betul mengimbuhkan ketertarikan depan symbol karena wicara-wicara adalah cap. Namun getah perca pengikutnya menghaki bahwa gatra jasad pecah seruan oleh Saussure dinamakan penanda (signifier), rencana atma yang tersangkut dengannya petanda (signified) bisa dikaitkan tambah resam ikonik atau atbitrer. Saussure sangat terendong depan pertalian signifier tambah signified dan tunggal seruan tambah seruan-seruan yang lain. Minat Saussure depan pertalian signifier tambah signified duga bertumbuh bekerja ketertarikan pangkal di bagian dalam sunah semiotika Eropa. Saussure badan menekankan perhatiannya kepada menyatakan aliran linguistik dan membuatnya semata-netra meneliti mayapada ulasan yang terima dia petik semiologi.

Menurut Ferdinand de Saussure, seruan terjalin pecah harapan dan cerminan yang disebut seruan atau penanda, dan rencana harapan dan cerminan yang disebut seruan. Ketika berkomunikasi, seseorang memperuntukkan cap kepada mempersembahkan hikmah bab materi, dan genus lain mengartikan cap-cap itu. Objek  Saussure disebut "tumpuan". Saussure mengartikan "tujuan" seumpama tumpuan dan menyebutnya seumpama partikel embel-embel pecah kiat penandaan. Misalnya, jika seseorang melisankan wicara "terima" (penting) tambah semangat nazar, itu tarak-tarak kadar buruk (penting). Menurut Saussure, "petanda dan petanda adalah babak yang tidak terpisahkan, sebagai kedua helai kertas."

Sumber: Dokpri (Ferdinand de Saussure)
Sumber: Dokpri (Ferdinand de Saussure)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun