Kaget dan emosional, mungkin dua kata itu yang paling tepat untuk mewakili kondisi jiwa saya ketika melihat infotainment "SILET" sore kemarin. SILET kemarin sore membahas tentang seorang pengacara "nyentrik" bernama HOTMAN PARIS HUTAPEA, judul yang diangkat adalah Hotman Paris Hutapea Manusia 30 Milyar (kalo nggak salah).
Diawal acara tersebut kita disuguhi pemberian hadiah Hotman kepada anaknya berupa mobil Ferari mewah seharga Rp. 7.000.000.000,00, tidak habis pikir saya, 7 milyar hanya sebagai hadiah ulang tahun. Infotainment tersebut kemudian menunjukkan koleksi mobil mewah Hotman yang lain, dan jumlahnya pun tidak sedikit.
Hal yang paling "kurang ajar" menurut saya adalah ketika Hotman menjelaskan harga dari perhiasan yang sedang dipakainya, sebut saja cincin atau gelang yang dipakai harganya per item atau per gram di atas Rp. 5.000.000.000,00. Kalung yang dipakai harganya sekitar Rp.2.000.000.000,00, yang paling murah hanyalah sepatu yang dipakainya, yaitu senilai Rp.30.000.000,00, fantastis bukan? mungkin jika ditotal dari apa yang dia kenakan untuk kesehariannya mencapai Rp. 30.000.000.000,00.
Infotainment itu lantas menyatakan saat ini si Hotman dianggap sudah tidak pantas menyandang gelar MANUSIA 30 MILYAR, sekarang Hotman memiliki julukkan baru yaitu "MANUSIA 100 MILYAR".
Melihaf fenomena pengacara kaya tersebut lantas saya berpikir, orang ini "sakit" atau memang ingin pamer, karena banyak juga orang yang lebih kaya dari dia tapi tidak "se lebay" si Hotman. Jujur saja saya marah (bukan karena benci) melihat si Hotman, karena masih banyak orang yang cari uang buat makan saja susah, eh dia malah menunjukkan barang-barang mewahnya dengan harga yang WOW!!!.Lihat saja kasus meninggalnya seorang anak yang telat ditangani oleh dokter hanya karena mereka menggunakan Kartu Jakarta Sehat, DOSA dan HARAM itu yang coba saya simpulkan dari tingkah Pengacara nyentrik yang tajir ini.
Semoga saja Tuhan mau memberinya hidayah, agar Bang Hotman dapat memanfaatkan kekayaan yang dimilikinya dengan sebijak mungkin, dan semoga dia diberi ketenangan hati dalam menjalani kehidupan yang tersisa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H