Permasalahan kesehatan ibu dan anak di Indonesia masih menjadi persoalan yang belum bisa terselesaikan. Hal ini disebabkan oleh masih adanya strategi strategi yang masih belum berhasil untuk penurunan angka kematian ibu dan bayi.resiko kematian ibu tetap tinggi yang diperkirakan 228 per 100.000 kelahiran selama sekitar decade terakhir. Meskipun telah dilakukan berbagai upaya –upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu .
Di Indonesia masih banyak ibu-ibu yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan atau pertolongan pada saat persalinan oleh tenaga medis professional  yang dimana ini menjadi salah satu penyebab terjadinya kematiaan ibu dan anak saat ini.
hal lain juga disebabkan oleh budaya setempat yang dimana saat akan bersalin mereka memilih untuk melakukan persalinannya pada dukun beranak yang memiliki resiko yang tinggi untuk mengalami hal-hal yang akan berdampak kepada si ibu ataupun kepada  si bayi yang dilahirkan.disini kita bisa menyimpulkan bahwa proporsi persalinan di fasilitas kesehatan masih rendah.
padahal dengan melakukan persalinan di pelayanan kesehatan memungkinkan untuk memperoleh akses ke pelayanan obstetric darurat dan perawatan bayi baru lahir.
dalam hal ini perlu tenaga ahli kesehatan masyarakan untuk melakukan sosialisasi kepada ibu-ibu hamil di tiap daerah untuk dapat membuka pandangan mereka yaitu dengan melakukan persalinan di pelayanan kesehatan agar dapat menurunkan resiko terjadinya kematian ibu dan anak.
Hambatan lainnya yaitu masih buruknya kualitas pelayanan kesehatan antenatal,persalinan dan pasca-persalinan untuk menurunkan kematian ibu dan anak .buruknya kualitas pelayanan kesehatan masyarakat menunjukkan perlunya meningkatkan pengeluaran pemerintah untuk kesehatan .indonesia masih menjadi salah satu Negara dengan jumlah pengeluaran kesehatan terendah yang hanya setengah dari total pengeluara.Â
Di tingkat kabupaten,sector kesehatan hanya menerima sekitar 7% dari total dana kabupaten.
Secara keseluruhan,pengeluaran kesehatan di Indonesia perlu ditingkatkan .program-program seperti kesehatan preventif perlu ditingkatkan dan dipercepat.untuk dapat mewujudkan secara penuh .pemerintah harus mendukung kabupaten atau kota yang tidak memiliki infrastruktur untuk mencapai pelayanan yang minimal baik ditingkat perdesaan maupun di perkotaan .
karena masih ada disebagian daerah terpencil masih belum terdapat pelayanan kesehatan seperti puksesmas yang disebabkan mungkin karena letak yang dipelosok mengakibatkan sulitnya dalam hal pemerataan atau pencapaian pelayanan kesehatan.ini juga menjadi hal yang harus difikirkan agar semua masyarakat Indonesia bisa menikmati dan mendapatkan akses pelayanan kesehatan tersebut.
Dalam menurunkan angka kematian bayi dan kematian ibu haru berfokus dari hulu ke hilir. Seperti diawali dengan memberikan pengetahuan tentang kesehataan di sekolah,terkait dengan reproduksi remaja selanjutnya ke program-program tentang anatal care,persalinan dan pelayanan kepada bayi.selain itu,perlu dilakukan perluasaan akses serta mutu pelayanan seperti
•Tenaga kesehatan diperbanyak di daerah terpencil yang memang jangkauan pelayanannya masih dirasa kurang
•Melengkapi sarana dan prasarana yang ada di fasilitas kesehatan baik fasilitas kesehatan dasar atau rujukan
•Obat akan disediakan dalam satu kesatuan dengan sistem layanan kesehatan,jika selama ini obat untuk para ibu yang melahirkan masih sedikit sekarang tidak hanya jumlah obat yang diperbanyak tetapi tenaga kesehatan juga akan dilatih
•Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kehamilan,bagi sebagian orang yang awam tentang kehamilannya maka butuh para tenaga kesehatan yang terjun langsung untuk memberikan edukasi bagi para ibu-ibu hamil.
•Mengembangkan riset-riset operasional atau litbang secara sederhana
Seperti yang kita tahu bahwa mengapa di Indonesia angka kematian ibu dan bayi masih sangat tinggi yakni karena kualitas pelayanan kesehatan,sistem rujukan kesehatan ,implementasi jaminan kesehatan nasional,dan kebijakan pemerintah daerah terkait kesehana di indonesi masih mengalami permasalahan dan diperlukan kebijakan-kebijakan lain untuk dapat menyelesaikan permasalahan ini.
Menkes mengatakan,angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia tinggi diskarenakan persalinan masih banyak dilakukan dirumah.berdasarkan hasil SDKI tahun 2007 tercatat,angka ibu melahirkan sebesar 228 per 100 ribu kelahira dan angka kematian bayi sebesar 34 per seribu kelahiran hidup.
Angka kematian ibu meningkat sebanyak 300 kasus dari 2019 menjadi sekitar 4,400 kematian pada 2020 sedangkan kematian bayi pada 2019 sekitar 26,000 kasus dan meningkat hampir 40 persen menjadi 44.000 kasus pada 2020.
Kebijakan kesehatan dalam faktok structural proporsi pengeluaran KIA didominasi oleh sumber-sumber pemerintah pusat (diluar anggaran jamkesmas).pengeluaran pemerintah daerah hanya kurang dari 15%.proses anggaran dan penyaluran KIA disentralisasi dan memiliki beragam masalah di Indonesia . dalam 5 tahun terakhir anggaran pemerintah pusat tidak dapat diandalkan (naik turun) ,penundaan dalam penegeluaran dana,dan sulit dalam penyaluran kepada penerima manfaat program KIA.Â