Mohon tunggu...
Mujibta Yakub
Mujibta Yakub Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Hobi Menulis, Berbagi Faedah (Manfaat), Belajar, Religi (Islam).

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kisah Menara Watts: Sebuah Monumen Kesaksian atas Visi Artistik dan Budaya

17 Agustus 2024   09:47 Diperbarui: 17 Agustus 2024   09:48 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Menara Watts, sebuah koleksi 17 puncak menara yang saling terhubung

Di jantung kota Los Angeles berdiri sebuah struktur yang sangat unik, sangat menarik, sehingga telah menjadi simbol abadi dari visi artistik, ketahanan budaya, dan kekuatan transformatif kreativitas manusia. Menara Watts, sebuah koleksi 17 puncak menara yang saling terhubung, tidak hanya membentuk garis langit di daerah yang bernama sama, tetapi juga telah meninggalkan tanda yang tak terhapuskan pada budaya populer, muncul dalam berbagai bentuk media dan menginspirasi generasi seniman dan pemimpi.

Cerita Menara Watts dimulai dengan seorang imigran Italia bernama Simon Rodia, lahir Sabato Rodia di Ribottoli, Italia, sekitar tahun 1879 [1]. Pada tahun 1921, pada usia 42 tahun, Rodia membeli sebidang tanah berbentuk segitiga di 1761-1765 Jalan 107th di Los Angeles dan memulai apa yang akan menjadi perjalanan 33 tahun untuk menciptakan mahakaryanya, yang dia sebut dengan penuh kasih sayang "Nuestro Pueblo" (Kota Kami) [2][3].

Apa yang membuat prestasi Rodia benar-benar luar biasa adalah sifat soliter dari pekerjaannya. Dengan hanya menggunakan alat-alat sederhana seperti tang pipa dan sabuk serta gesper pencuci jendela, Rodia bekerja sendirian, tanpa mesin, perancah, baut, rivet, las, atau bahkan cetak biru [3]. Metode konstruksinya sama tidak konvensionalnya dengan kecerdasannya. Rodia membangun menara-menara itu menggunakan struktur baja dasar, yang kemudian ditutup dengan semen beton. Tetapi yang benar-benar membedakan Menara Watts adalah hiasannya.

Visi artistik Rodia adalah tentang transformasi dan kelahiran kembali. Dia menghiasi menara-menara itu dengan mosaik benda-benda yang ditemukan, mengubah barang-barang yang dibuang menjadi elemen keindahan [4]. Kaca pecah, cangkang laut, pecahan tembikar, ubin, batu, dan bahkan barang-barang sehari-hari seperti botol 7-Up, piring pecah, mainan, dan peralatan masak menemukan kehidupan baru di tangan Rodia [1][4]. Banyak dari benda-benda ini diselamatkan dari lingkungan sekitarnya atau dikumpulkan di tempat kerjanya, menjadikan menara-menara itu sebagai refleksi sebenarnya dari lingkungan mereka.

Proses konstruksi jauh dari linear. Rodia akan membangun, merobohkan, dan membangun kembali bagian-bagian sampai mereka sesuai dengan visinya [5]. Pendekatan yang teliti ini memungkinkannya untuk menyempurnakan pekerjaannya terus-menerus, menghasilkan karya arsitektur yang benar-benar unik. Yang tertinggi dari 17 patung utama mencapai ketinggian 99,5 kaki [2], sebagai bukti ambisi dan keterampilan Rodia.

Menariknya, Rodia merancang menara-menara itu untuk sesuai dengan fisiknya sendiri, membangun semuanya dalam jangkauannya dan menggunakan struktur itu sendiri sebagai bentuk perancah. Pendekatan pribadi ini terhadap konstruksi menambahkan dimensi intim pada karya seni, menjadikannya sebagai perpanjangan sebenarnya dari penciptanya.

Sementara Rodia bekerja terutama sendirian, dia kadang-kadang menerima bantuan dari anak-anak di lingkungan sekitar, termasuk seorang muda Charles Mingus, yang akan membawakan botol kosong untuk dimasukkan ke dalam menara [1][6]. Keterlibatan komunitas ini, meskipun terbatas, menyoroti fascinasi lokal dengan proyek Rodia yang sedang berlangsung dan memprediksi signifikansi menara-menara itu di masa depan bagi komunitas Watts.

Pada tahun 1955, pada usia 76 tahun, Rodia tiba-tiba berhenti bekerja pada menara-menara itu, mewariskan properti kepada tetangga, dan meninggalkan Watts, tidak pernah kembali [7][5]. Kepergian mendadaknya tetap menjadi misteri, seperti motivasi awalnya untuk memulai proyek itu. Namun, warisan yang ditinggalkannya akan terus tumbuh dan berkembang lama setelah dia pergi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun