Dr. Diane Newman, seorang ahli hukum ruang angkasa di Universitas Cambridge, menekankan pentingnya menetapkan pedoman yang jelas: "Kita perlu mengembangkan kerangka hukum yang kuat yang menangani masalah kepemilikan, hak akses, dan pembagian manfaat. Proyek ini berpotensi mendefinisikan ulang pendekatan kita terhadap konservasi dan sumber daya genetik dalam skala global" [11].
Tantangan dan Langkah Selanjutnya
Meskipun konsep biorepository bulan sangat menarik, ia menghadapi beberapa tantangan signifikan. Salah satu hambatan utama adalah mengembangkan metode efektif untuk melindungi sampel biologis dari radiasi dan mikrogravitasi selama transportasi dan penyimpanan di Bulan. Untuk mengatasi ini, para peneliti berencana melakukan pengujian ketat di Bumi dan di Stasiun Luar Angkasa Internasional, mensimulasikan kondisi bulan untuk menentukan teknik pengemasan dan pelestarian yang optimal [12].
Pendanaan merupakan hambatan besar lainnya. Biaya untuk membangun fasilitas bulan dan mengangkut sampel biologis ke Bulan sangat besar. Dr. Thanga memperkirakan bahwa fase awal proyek ini bisa menghabiskan biaya sekitar $30 miliar, memerlukan kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk badan antariksa, lembaga penelitian, dan perusahaan swasta [13].
Seiring berjalannya proyek, para ilmuwan terus menyempurnakan teknik kriopreservasi. Dr. Hagedorn dan timnya saat ini sedang bekerja untuk mengekstraksi dan melakukan kriopreservasi sel fibroblast dari sirip ikan, yang mereka rencanakan untuk diuji dalam kondisi mirip ruang angkasa di Bumi. Penelitian ini akan memberikan wawasan berharga tentang kelayakan penyimpanan jangka panjang di lingkungan bulan [14].
Pertimbangan Etis dan Keterlibatan Publik
Membangun biorepository bulan menimbulkan pertanyaan etis kompleks yang melampaui tantangan ilmiah dan teknis. Masalah kepemilikan sumber daya genetik, pembagian manfaat yang adil, dan implikasi potensial terhadap hukum ruang angkasa harus dipertimbangkan dengan cermat.
Dr. Rachel Armstrong, seorang profesor Arsitektur Eksperimental di Universitas Newcastle, menekankan pentingnya keterlibatan publik: "Proyek ini merepresentasikan langkah signifikan dalam hubungan kita dengan planet kita dan ruang angkasa. Sangat penting bahwa kita melibatkan publik dalam diskusi tentang implikasi etis dan potensi manfaat dari usaha semacam ini" [15].
Untuk mengatasi kekhawatiran ini, para peneliti menekankan perlunya tata kelola yang inklusif, melibatkan pendana publik dan swasta, mitra ilmiah, negara-negara, dan perwakilan publik. Pendekatan ini bertujuan untuk memastikan transparansi dan manajemen etis keanekaragaman hayati Bumi yang berharga dalam vault luar angkasa ini [16].
Konsep biorepository bulan merepresentasikan pendekatan konservasi yang berani dan inovatif dalam menghadapi tantangan global yang belum pernah terjadi sebelumnya. Meski masih ada hambatan signifikan, potensi manfaat dari menciptakan cadangan yang aman di luar Bumi untuk keanekaragaman hayati Bumi sangatlah besar. Saat kita terus mengeksplorasi kemungkinan dari proyek ambisius ini, hal ini berfungsi sebagai pengingat kuat akan tanggung jawab kita untuk melindungi dan melestarikan kekayaan kehidupan di planet kita - bahkan jika itu berarti mencari solusi ke bintang-bintang.
Referensi:
[1] University of Minnesota. (2023). "Lunar Ark: A Backup Plan for Earth's Endangered Species."
[2] Thanga, J. et al. (2021). "A Lunar Ark as Insurance Against Terrestrial Devastation." IEEE Aerospace Conference.