Lalat Rekayasa Genetik Memakan Limbah
Lalat rekayasa genetik, khususnya lalat tentara hitam, semakin menjadi solusi menjanjikan untuk pengelolaan limbah berkelanjutan.Â
Lalat-lalat ini dapat secara efisien mengubah berbagai jenis limbah organik menjadi sumber daya berharga seperti pakan ternak, biofuel, dan pupuk, berpotensi merevolusi cara kita menangani dan mendaur ulang bahan organik.
Lalat tentara hitam (*Hermetia illucens*) telah menarik perhatian karena kemampuannya yang luar biasa dalam memproses limbah organik.Â
Lalat-lalat ini dapat mengonsumsi berbagai macam bahan, termasuk sisa makanan, kotoran hewan, bahkan lumpur tinja [1] [2]. Larva mereka sangat efisien, mampu mengurangi massa kotoran babi sebesar 56% sambil menurunkan konsentrasi nutrisi sebesar 40-55% [1].Â
Patut dicatat, larva lalat tentara hitam dapat mengonsumsi hampir dua kali jumlah limbah buah dan sayuran dibandingkan pakan unggas standar, menunjukkan kapasitas pengurangan limbah yang luar biasa [1].Â
Efisiensi dalam mengubah materi organik menjadi biomassa membuat mereka menjadi alat menjanjikan untuk mengatasi tantangan pengelolaan limbah dan berkontribusi pada praktik pertanian yang lebih berkelanjutan.
Kemajuan terbaru dalam rekayasa genetik telah memperluas potensi aplikasi lalat tentara hitam untuk pengelolaan limbah. Para peneliti di Universitas Macquarie mengusulkan modifikasi serangga ini untuk menangani aliran limbah yang lebih kompleks dan memproduksi bahan industri bernilai tinggi [1].Â
Peningkatan ini dapat memungkinkan lalat untuk mencerna limbah organik yang terkontaminasi, termasuk limbah yang mengandung kimia berbahaya seperti PFAS.Â
Selain itu, lalat rekayasa dapat memproduksi enzim industri untuk berbagai sektor dan menghasilkan lipid khusus untuk biofuel dan pelumas, berpotensi menggantikan produk turunan minyak bumi [1].Â