Penelitian Google mengambil pendekatan yang unik dengan menggunakan kode komputer untuk menyelidiki asal-usul kehidupan. Alih-alih bereksperimen dengan campuran kimia, para peneliti menciptakan "sup primordial" digital di mana kode-kode acak berinteraksi dan berevolusi.
Pilihan bahasa pemrograman Brainfuck yang sederhana dan esoterik memungkinkan para peneliti untuk mensimulasikan kondisi primitif di mana hanya operasi matematika dasar yang diizinkan. Dengan membatasi diri pada penambahan dan pengurangan satu, para peneliti meniru keterbatasan "operasi molekuler" yang mungkin ada di lingkungan awal Bumi.
Temuan dan Implikasi
Eksperimen Google menghasilkan beberapa temuan penting. Pertama, bahkan dalam kondisi digital yang sederhana, program-program yang mampu mereplikasi diri dapat muncul dari interaksi acak. Ini menunjukkan bahwa replikasi diri, sebuah ciri mendasar kehidupan, dapat muncul secara spontan dari kekacauan.
Kedua, kemampuan program-program ini untuk menimpa diri mereka sendiri dan tetangga mereka berdasarkan instruksi internal menunjukkan bentuk adaptasi dan seleksi alam. Program-program yang lebih "berhasil" dalam mereplikasi diri akan mendominasi populasi, mirip dengan seleksi alam dalam evolusi biologis.
Ketiga, dengan menskalakan ulang eksperimen ini, ada potensi untuk menciptakan entitas digital yang semakin kompleks dan menyerupai kehidupan. Ini membuka pintu bagi penelitian selanjutnya dalam menciptakan bentuk kehidupan sintetis dan memahami transisi dari kimia ke kehidupan.
Namun, penting untuk dicatat bahwa simulasi Google tidak berarti mereproduksi asal-usul kehidupan di Bumi. Ini hanyalah sebuah model yang menyoroti kemungkinan jalur menuju kehidupan. Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang bagaimana molekul-molekul awal berevolusi menjadi sistem kompleks yang mampu mereplikasi diri dan bertahan seperti yang kita lihat dalam kehidupan biologis.
Eksperimen Google yang mensimulasikan awal kehidupan menawarkan wawasan baru yang menarik ke dalam salah satu pertanyaan paling mendasar dalam ilmu pengetahuan. Dengan menciptakan sup primordial digital, para peneliti telah menunjukkan bahwa kehidupan, dalam bentuk replikasi diri, dapat muncul dari kekacauan. Meskipun sederhana, model ini menyoroti kekuatan dari interaksi dan seleksi acak, yang mungkin menjadi dasar dari kompleksitas kehidupan yang menakjubkan yang kita saksikan saat ini.
Penelitian selanjutnya, dengan kolaborasi interdisipliner yang lebih kuat, dapat membantu menyempurnakan model dan menggali hubungan antara kehidupan digital dan biologis. Meskipun asal-usul kehidupan di Bumi masih menjadi misteri, setiap langkah kecil menuju pemahaman yang lebih baik membawa kita selangkah lebih dekat kepada jawaban yang kita cari.
Referensi:
1. "Google claims it's been able to simulate 'self-replicating' digital life, but its 'primordial soup' needs a pinch of salt." *PC Gamer*. https://www.pcgamer.com/google-claims-its-been-able-to-simulate-self-replicating-digital-life-but-its-primordial-soup-needs-a-pinch-of-salt/
2. "Life, but not as we know it: Google simulates 'self-replicating' digital organisms." *New Scientist*. https://www.newscientist.com/article/2315996-life-but-not-as-we-know-it-google-simulates-self-replicating-digital-organisms/