Mengungkap Sejarah Taksi Listrik Abad ke-19: Langkah Awal Menuju Transportasi BerkelanjutanÂ
Pada akhir abad ke-19, taksi listrik muncul sebagai solusi inovatif untuk transportasi perkotaan, bersaing dengan kereta kuda dan kendaraan bertenaga bensin awal. Diperkenalkan pada tahun 1897 di London dan New York City, taksi listrik ini menawarkan alternatif yang tenang, bersih, dan ramah pengguna dibandingkan dengan taksi bising dan polusi pada masa itu.
Diperkenalkan di London pada tahun 1897 oleh London Electrical Cab Company, Bersey Electric Cab adalah taksi bertenaga sendiri pertama di kota itu. Dikembangkan oleh Walter Bersey, kendaraan hitam dan kuning yang khas ini ditenagai oleh motor listrik Johnson-Lundell dengan baterai timbal-asam 40 sel, menawarkan jangkauan 48-56 km dan kecepatan tertinggi 12 mph. Dijuluki "burung kolibri" karena suaranya yang unik, taksi Bersey awalnya mendapat popularitas tetapi menghadapi tantangan operasional. Beratnya yang berat menyebabkan keausan signifikan pada baterai dan ban, yang menyebabkan kerusakan dan biaya perawatan yang tinggi. Ditambah dengan biaya listrik yang tinggi, masalah ini akhirnya menyebabkan penarikan mereka dari layanan pada tahun 1899.
Pada tahun 1897, Samuel's Electric Carriage and Wagon Company memperkenalkan taksi hansom listrik di New York City, dimulai dengan armada 12 kendaraan yang dengan cepat berkembang menjadi 62 pada tahun 1898. Taksi-taksi ini, yang dikenal sebagai Electrobats, dirancang untuk penggunaan perkotaan dengan fitur seperti akselerasi cepat dan operasi yang tidak berisik. Keberhasilan perusahaan ini menyebabkan transformasinya menjadi Electric Vehicle Company, yang berkembang untuk mengoperasikan hampir 1.000 taksi listrik di New York pada awal 1900-an. Meskipun popularitas mereka, industri taksi listrik menghadapi tantangan, termasuk kebutuhan untuk sering mengganti baterai dan jangkauan terbatas. Operasi perusahaan ini akhirnya dihentikan karena kebakaran yang menghancurkan pada tahun 1907 dan krisis keuangan pada tahun yang sama.
Taksi listrik pada akhir abad ke-19 menawarkan beberapa keuntungan dibandingkan taksi bertenaga bensin dan uap. Mereka lebih tenang, lebih bersih, dan lebih mudah dioperasikan, tidak memerlukan pergantian gigi manual atau pemutaran tangan untuk memulai. Ini membuat mereka sangat populer di kalangan penduduk perkotaan. Namun, kendaraan-kendaraan ini menghadapi tantangan signifikan, termasuk jangkauan terbatas dan kebutuhan untuk sering mengganti baterai. Electric Vehicle Company di New York mengembangkan sistem penggantian baterai inovatif di bengkel Broadway mereka, di mana paket baterai seberat 1300 pon dapat dengan cepat diganti menggunakan piston hidrolik. Meskipun upaya ini, biaya perawatan dan listrik yang tinggi, ditambah dengan teknologi kendaraan bensin yang terus berkembang, akhirnya menyebabkan penurunan taksi listrik pada awal abad ke-20.
Penurunan taksi listrik pada awal abad ke-20 disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk pengenalan starter listrik untuk mobil bensin pada tahun 1912 oleh Charles Kettering, yang menghilangkan kebutuhan untuk pemutaran tangan. Selain itu, produksi massal mobil bensin yang terjangkau seperti Ford Model T, yang diperkenalkan pada tahun 1908, membuat kendaraan pembakaran internal lebih mudah diakses oleh publik. Meskipun menghilang dari jalanan kota pada tahun 1935, taksi listrik awal ini meletakkan dasar untuk perkembangan kendaraan listrik di masa depan. Warisan mereka terus mempengaruhi upaya modern dalam transportasi perkotaan yang berkelanjutan, dengan taksi listrik dan hibrida yang muncul kembali di kota-kota seperti New York, di mana Tesla Model 3 disetujui untuk layanan taksi pada tahun 2019.
Tantangan dan Inovasi dalam Pengembangan Taksi Listrik
Penggunaan awal taksi listrik menghadapi berbagai tantangan teknis dan ekonomi. Salah satu tantangan utama adalah keandalan baterai timbal-asam yang digunakan saat itu. Baterai ini, meskipun cukup canggih untuk waktu itu, memiliki umur yang relatif pendek dan membutuhkan perawatan yang intensif. Hal ini menyebabkan biaya operasional yang tinggi, yang pada akhirnya tidak dapat ditanggung oleh perusahaan taksi listrik.
Selain itu, infrastruktur pendukung untuk kendaraan listrik belum sepenuhnya berkembang. Misalnya, fasilitas penggantian baterai, meskipun inovatif, tidak tersedia di semua lokasi, membatasi jangkauan operasi taksi listrik. Infrastruktur pengisian daya juga terbatas, yang berarti bahwa taksi sering kali harus kembali ke depot untuk mengisi ulang, mengurangi efisiensi operasional mereka.
Namun, beberapa inovasi signifikan muncul dari upaya awal ini. Sistem penggantian baterai yang dikembangkan oleh Electric Vehicle Company adalah cikal bakal konsep stasiun pengisian cepat modern. Ide ini sekarang diadopsi oleh perusahaan-perusahaan kendaraan listrik seperti Tesla, yang memiliki stasiun penggantian baterai di beberapa lokasi strategis.
Dampak Lingkungan dan Warisan
Meskipun menghadapi banyak tantangan, taksi listrik awal memberikan dampak positif yang signifikan terhadap lingkungan perkotaan. Dengan mengurangi polusi suara dan emisi gas buang, mereka meningkatkan kualitas udara di kota-kota besar seperti London dan New York. Ini adalah langkah awal menuju transportasi perkotaan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Warisan taksi listrik awal ini masih terlihat hingga hari ini. Upaya mereka membuka jalan bagi perkembangan teknologi baterai dan kendaraan listrik yang lebih canggih. Saat ini, dengan kemajuan dalam teknologi baterai lithium-ion dan motor listrik yang lebih efisien, kendaraan listrik menjadi pilihan yang semakin populer untuk transportasi perkotaan.
Masa Depan Taksi Listrik
Dengan meningkatnya kesadaran akan perubahan iklim dan kebutuhan untuk mengurangi emisi karbon, taksi listrik kembali menjadi pusat perhatian. Banyak kota besar di seluruh dunia, termasuk New York, London, dan Paris, telah memulai program untuk menggantikan armada taksi mereka dengan kendaraan listrik. Ini tidak hanya mengurangi emisi karbon tetapi juga mengurangi polusi suara dan meningkatkan kualitas hidup di perkotaan.
Selain itu, dengan perkembangan teknologi otonom, taksi listrik masa depan mungkin tidak memerlukan pengemudi. Kendaraan otonom dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya, membuat transportasi listrik lebih terjangkau dan dapat diakses oleh lebih banyak orang.
Dalam kesimpulannya, meskipun menghadapi berbagai tantangan, taksi listrik abad ke-19 membuka jalan bagi masa depan transportasi perkotaan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Warisan mereka terus hidup dalam inovasi teknologi dan upaya modern untuk mengurangi dampak lingkungan dari transportasi perkotaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H