Mohon tunggu...
Hasbi Aswar
Hasbi Aswar Mohon Tunggu... -

orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Merekonstruksi Paradigma Gerakan Mahasiswa

4 Oktober 2011   06:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:21 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mahasiswa dan gerakannya telah menjadi sebuah hal yang telah diakui peranannya dalam setiap babakan sejarah di seluruh belahan dunia ini. Banyak fakta yang bisa menggambarkan bagaimana mahasiswa menjadi penggerakan perubahan sebuah masyarakat, dari masyarakat terjajah, terkebelakang menjadi masyarakat yang merdeka dan maju. Hal itu karena memang mahasiswa secara fisik adalah sosok para pemuda yang masih kuat dan tangguh dan adalah orang-orang yangmemiliki akses yang besar terhadap informasi dan pengetahuan yang akhirnya bisa menjadikannya sebagai orang-orang yang kritis dan mampu mendorong perubahan.

Yang menjadi masalah kemudian ketika mahasiswa dan gerakannya tidak memiliki pondasi paradigma yang kuat maka, potensi yang dimilikinya akan gampang disetir dan ditunggangi dengan kepentingan-kepentingan lain. Tak usah jauh-jauh,kita bisa ambil contoh di indonesia sendiri. Tahun 1966, gerakan mahasiswa gencar dan bersatu, bahu membahu meruntuhkan Soekarno. Nyatanya, penurunan Soekarno memang telah menjadi rencana dari negara-negara barat dan agen-agennya yang di Indonesia agar komunisme tidak menjadi kuat di Indonesia. Akhirnya Soekarno lengser dan kemudian naiklah Soeharto. Saat itu neokolonialisme kembali mengukuhkan kakinya di Indonesia dengan masuknya kembali IMF, Bank Dunia, dan lembaga-lembaga kapitalis yang lain yang akhirnya berdampak pada pemiskinan struktural rakyat indonesia.

Tahun 1998, setelah lelah dikungkung oleh kekuatan despotik orde baru yangpimpin Soeharto,para mahasiswa kembali berontak dan akhirnya berhasil menurunkan Soeharto dan berubahlah rezim menjadi rezim yang demokratis yang penuh dengan kebebasan. Dan hasilnya, rezim terus berganti hingga saat ini dan bersamaan dengan itu indonesia semakin terpuruk, korupsi telah semakin menggurita mulai dari pusat hingga daerah, harga BBM semakin naik karena liberalisasi Migas, privatisasi, minimalisasi impor pertanian, pengurangan subsidi disektor-sektor penting masyarakat dan pelayanan sosial,Investasi asing langsung dan liberalisasi budaya. Hal tersebut akhirnya berdampak pada pada semakin terpuruknya masyarakat secara ekonomi, sosial dan moral. Apakah kita akan mengatakan, ini karena mahasiswa menurunkan rezim orde baru?. Sungguh tidak arif untuk menilai seperti itu. Benang merah yang bisa diambil dari fenomena tersebut bahwa ada yang bermasalah dengan gerakan mahasiswa yaitu mengenai paradigma gerakan mahasiswa yang belum mampu menjangkau fakta mengenai permasalahan sebenarnya yang terjadi di negara kita dan memberikan solusi dan langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.


Saat ini, gerakan-gerakan mahasiswa telah tercerahkan bahwa, permasalahan utama dari negara kita saat ini adalah kapitalisme global yang mengkerangkeng Indonesia. Kapitalisme yang ada di indonesia eksistensinya telah ada sejak pra-kemerdekaan Indonesia dan kemudian kembali lagi dengan wajah yang berbeda sejak lengsernya Soekarno dari pemerintahannya. Namun, kesamaan ide tersebut tidak menjadikan mahasiswa menyatukan gerakan untuk menghancurkannya akan tetapi mereka jalan sesuai dengan keyakinannya bagaimana menyelesaikan problem yang terjadi. Sehingga pada akhirnya banyak yang terjebak pada kesalahan masa lalu dengan tetap melakukan gerakan-gerakan parsial tanpa menyentuh pokok persoalan yang sebenarnya mereka telah pahami. Contohnya, ada gerakan Mahasiswa yang fokus pada advokasi-advokasi tanah-tanah rakyat, ada yang melakukan kegiatan-kegiatan amal,melakukan kampanye anti kapitalisme dengan tidak berinteraksi dengan produk-produk perusahaan multinasional, membuat kelompok-kelompok wirausahawa untuk membangun ekonomi negara dsb.

Semua contoh aksi mahasiswa yang telah disebutkan tidak untuk dinilai pantas atau tidak pantas, baik atau tidak baik. Akan tetapi logika yang seharusnya dibangun adalah bagaimana menyelesaikan permasalahan dari penerapan sistem kapitalisme di Indonesia. Bukannya memberikan solusi terhadap dampak dari kapitalisme saja.

Kapitalisme merupakan ideologi yang memiliki sudut pandang mendasar bagaimana seharusnya manusia dan alam diatur. dari sinilah lahir sistem aturan hidup, ekonomi, politik, sosial dan budaya. Jadi, logikanya adalah, gerakan mahasiswa harus memiliki cara-cara ampuh dan strategis untuk menghancurkan kapitalisme sampai keakar-akarnya. artinya, mahasiswa harus menapaki jalan revolusi untuk menuntaskan masalah-masalah tersebut pastinya, dengan sebuah alternatif ideologi yang lain.

Sebagai mahasiswa Islam, tidak ada alternatif lain untuk memberikan solusi untuk permasalahan kapitalisme di Indonesia kecuali dengan Islam karena Islam merupakan sebuah pandangan hidup yang diatasnya terbangun sistem yang akan mengatur manusia dan alam semesta dan diyakini akan memberikan solusi terbaik bagi manusia. Tanggung jawab mahasiswa Islam tinggal, bagaimana memahamkan masyarakat akan kebobrokan kapitalisme dan memberikan solusi islam kepada mereka dan memimpin masyarakat untuk mewujudkan kehidupan Islam di tengah-tengah mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun