Residu pestisida pada anggur merupakan perhatian signifikan bagi kesehatan konsumen karena meluasnya penggunaan bahan kimia dalam pemeliharaan anggur untuk melindungi tanaman dari hama dan penyakit. Penelitian telah menunjukkan bahwa anggur sering mengandung banyak residu pestisida, meskipun kadarnya umumnya dalam batas peraturan. Risiko kesehatan yang terkait dengan residu ini biasanya rendah, tetapi pemantauan dan regulasi berkelanjutan diperlukan untuk memastikan keamanan konsumen. Bagian berikut memberikan analisis terperinci residu pestisida pada anggur dan potensi implikasi kesehatannya.
Prevalensi dan Jenis Residu Pestisida
- Di China Selatan dan Barat Daya, sebuah penelitian menemukan bahwa 94,6% sampel anggur mengandung residu pestisida, dengan 87,4% memiliki banyak residu. Pestisida yang paling umum termasuk fungisida, insektisida, dan modulator pertumbuhan tanaman(Zhang et al., 2024).
- Di Turki, 47,6% sampel anggur mengandung setidaknya satu residu pestisida, dengan Boscalid, Azoxystrobin, dan Fluopyram menjadi yang paling sering terdeteksi(Elmasta, 2024)].
- Di Provinsi Shandong, China, 93% sampel anggur memiliki residu pestisida yang terdeteksi, dengan Dimethomorph menjadi yang paling umum ("Occurrence of Nine Pesticide Residues in Table Grapes and Exposure Assessment in Shandong Province, China", 2023)].
- Di Tunisia, semua sampel anggur mengandung beberapa residu pestisida, dengan rata-rata 11,6 residu per sampel, dan 94% melebihi Batas Residu Maksimum Eropa untuk setidaknya satu senyawa (Bouagga et al., 2019).
Penilaian Risiko Kesehatan
- Meskipun tingkat deteksi tinggi, risiko kesehatan dari residu pestisida dalam anggur umumnya rendah. Di China Selatan dan Barat Daya, risiko diet kronis ditemukan sangat rendah(Zhang et al., 2024).
- Di Provinsi Shandong, risiko jangka pendek dan jangka panjang dari konsumsi anggur di bawah 10%, menunjukkan tidak ada ancaman signifikan terhadap kesehatan manusia("Occurrence of Nine Pesticide Residues in Table Grapes and Exposure Assessment in Shandong Province, China", 2023)].
- Di Mesir, hasil bagi bahaya dan indeks residu pestisida pada daun anggur tidak menunjukkan risiko kesehatan bagi konsumen(Hamzawy, 2022)].
- Di Rumania, residu pestisida dalam anggur tidak menimbulkan risiko langsung, karena hasil bagi dan indeks bahaya berada di bawah nilai kritis(Gabur et al., 2022).
Tindakan Pengaturan dan Keamanan
- Kebijakan pengawasan dan pengelolaan yang lebih ketat telah menyebabkan penurunan frekuensi pestisida tertentu dalam anggur, seperti yang diamati di China setelah 2019(Zhang et al., 2024)].
- Pemantauan berkelanjutan dan metode analisis yang andal sangat penting untuk memastikan keamanan anggur dan tanaman hortikultura lainnya(Gabur et al., 2022).
- Teknologi baru untuk menghilangkan residu pestisida dari anggur dan anggur sedang dieksplorasi untuk meningkatkan keamanan pangan ("Management of Pesticides from Vineyard to Wines: Focus on Wine Safety and Pesticides Removal by Emerging Technologies", 2022).
Implikasi dan Pertimbangan yang Lebih Luas
Sementara tingkat residu pestisida saat ini dalam anggur tidak menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan, potensi efek jangka panjang dan keberadaan zat yang tidak sah tetap menjadi perhatian. Variabilitas tingkat residu di berbagai wilayah dan seringnya deteksi beberapa residu menyoroti perlunya penelitian berkelanjutan dan praktik pertanian yang lebih baik. Selain itu, dampak residu pestisida terhadap lingkungan dan keanekaragaman hayati harus dipertimbangkan, karena bahan kimia ini dapat mempengaruhi organisme dan ekosistem non-target. Oleh karena itu, pendekatan seimbang yang mencakup pengelolaan hama yang efektif dan perlindungan lingkungan sangat penting untuk pemeliharaan anggur yang berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H