"Beneran meledak. Dan kamu akan mati sayang."
"Kamu bercanda..." Kata si pria tak percaya.
"Untuk sebuah lamaran aku bercanda? Kalau sampai lewat tanggal itu kamu belum melamar aku, kamu akan meledak."
Si pria coba membuka jam tangan yang menglingkar di tangannya itu, tapi tidak bisa. Detik timer pada jam tangan itu mulai berjalan.
"Ini bercanda kan?" Tanya si pria mulai was-was.
"Ini serius. Mau coba gambling sayang? Waktu kamu masih ada sekitar 231 hari lagi dari sekarang. Hanya ada dua hasilnya, kamu mati sia-sia atau hidup bahagia."
"Ta..tapi kenapa harus seperti ini? Kenapa harus bermain-main dengan nyawa?"
"Manusia akan selalu bermain-main sayang, terutama dengan waktu, karena Tuhan menyembunyikan waktu itu. Sekarang, anggap saja Tuhan sudah memberitahumu kapan waktumu akan berhenti."
Persembunyian, 16 November 2016
Almuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H