Mohon tunggu...
almughni mika
almughni mika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

perubahan, pilihan dan prinsip.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Islam upaya Membangun kembali Sains dan Peradaban Islam

6 Januari 2023   10:40 Diperbarui: 6 Januari 2023   11:47 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Sejak mundurnya peradaban islam pada abad ke 13 yang kemudian peradaban barat mulai maju, ternyata peradaban islam masih tertinggal sampai sekarang. Para ilmuan muslim kontem-porer menyadari hal itu dan terus berusaha untuk membangun Kembali peradaban. Ada beberapa upaya yang telah dan sedang dilakukan ke arah itu sejak abad ke 15 H, diantaranya ialah : menggagaskan dan mengembangkan konsep islamisasi ilmu pengetahuan, membangun epistimologi sains islam, dan memajukan Kembali Pendidikan bagi kaum muslimin. Berikut ini adalah upaya membangun Kembali sains dan peradaban islam: 

 

  • Melalui islamisasi ilmu pengetahuan

 

Islam adalah sebuah sistem agama, kebudayaan dan peradaban secara menyeluruh, dimana etika dan nilai-nilainya menyerap setiap aktivitas manusia, termasuk di dalamnya sains, yang bermakna bahwa ilmu pengetahuan atau sains tidak mungkin bebas nilai tetapi penih dengan nilai ( value laden ). Gagasan islamisasi ilmu pengetahuan muncul dari keyakinan tersebut, yaitu sebagai reaksi terhadap konsepsi sains modern yang mengatakan bahwa sains netral atau bebas nilai (value free). Artinya ilmu pengetahuan modern itu harus diislamkan.

 

 islamisasi ilmu pengetahuan tidak dapat dilepaskan dari tiga orang ilmuan muslim yang di pandang sebagai penggagas atau pelopornya, yaitu syed Muhammad Naquid al-Atlas, ismail raji al-Faruqi dan Seyyed Hossein Nasr.

 

Berikut ini  dikemukakan secara singkat gagasan dan upaya yang dilakukan mereka mengenai islamisasi ilmu pengetahuan.

 

Syed Muhammad naquib al-attas 

 

Ia mengkritik proses sekularisasi ilmu pengetahuan yang terjadi di dunia barat, dan menyampaikan gagasan islamisasi ilmu pengetahuan sebagai solusinya. Gagasannya itu di pertajam lagi dalam bukunya berjudul islam and secularization yang ditulis tahun 1978, dan kemudian pada tahun 1995, ide-idenya mengenai islamisasi ilmu pengetahuan dibukukan dengan judul prolegomena to themetaphysic of islam.

 

Dalam bukunya berjudul islam and the philosophy of science al-attas mengemukakan bahwa wahyu merupakan sumber ilmu tentang realitas dan kebenaran akhir mengenai makhluk dan penciptanya. Wahyu merupakan dasar bagi kerangka metafisis untuk membahas filsafat sains sebagai sebuah sistem yang menggambarkan realitas dan kebenaran yang diperoleh melalui rasio dan emperi. Tanpa wahyu, realitas yang di pahami hanya terbatas kepada alam nyata yang dipandang sebagai satu-satunya realitas. Itulah sains sekuler. Dikatakan bahwa pandangan hidup islam terdiri dari berbagai konsep yang saling terkait, seperti konsep tuhan, wahyu, penciptaan, psikologi manusia, ilmu agama, kebebasan, nilai dan kebaikan serta kebahagian. Karena itu islam adalah agama dan sekaligus peradaban. Kebenaran nilai dalam islam bersifat mutlak karena kebenaran nilai islam akan berlaku sepanjang masa.

 

Ismail raji al-faruqi 

 

Yang dimaksud dengan islamisasi  ilmu pengetahuan menurutnya ialah mengislamkan semua ilmu, baik ilmu kontemporer maupun ilmu-ilmu yang menjadi tradisi islam. Jadi berbeda dengan pengertian islamisasi yang di maksudkan oleh naquib al-Attas. Definisi islamization of knowledge menurut ismail faruqi adalah sebagai " usaha dalam memberikan definisi baru , mengatur data-data, memikir Kembali argumen dan rasionalisasi berhubung data itu, menilai Kembali kesimpulan dan tafsiran, membentuk Kembali tujuan, dan melakukan semua itu sedemikian rupa sehingga semua disiplin itu memperkaya wawasan islam dan bermanfaat bagi cita-cita islam.

 

Menurut Faruqi, tujuan islamisasi ilmu pengetahuan adalah untuk menghapuskan secara tuntas dualisme sistem Pendidikan yang dihadapi oleh umat islam saat ini, menggantikannya dengan paradigma islam atau sistem Pendidikan islam yang dapat menanamkan serta merealisasikan visi islam dalam ruang dan waktu. Untuk merealisasikan gagasan tersebut, ismail faruqi Bersama teman-temannya mendirikan internasional institut pemikiran islam di virgina, pada tahun 1981. Dan salah satu dampak dari gagasan islamisasi ilmu pengetauan faruqi ialah berdirinya Universitas islam antar bangsa di Malaysia pada tahun 1983.

 

Seyyed Hossein nasr

 

Hossein nasr menggagaskan konsep sains sakral. Ia mengatakan bahwa iman tidak terpisah dari ilmu dan ilmu tidak terpisah dari iman. Fungsi ilmu adalah sebagai jalan menuju yang sakral. Menurutnya desakralisasi ilmu pengetahuan di barat bermula Ketika masa renaissance, yaitu Ketika rasio mulai dipisahkan dari iman, kemudian terjadilah proses sekularisasi, bukan saja dalam studi imu tetapi juga dalam studi agama

 

Menurut Hossein nasr, sains sakral yang digagaskannya bukan hanya milik ajaran islam, tetapi juga dimiliki oleh agama hindu , budha, confusius, taoisme, majusi, yahudi, Kristen, dan filsafat Yunani klasik. Namun pandangannya itu dapat digolongkan ke dalam kegiatan islamisasi ilmu pengetahuan.

 

  • Melalui pengembangan epistimologi islam

 

Para ilmuan muslim pada umumnya sepakat mengenai perlunya dibentuk sains yang islami. Konsep sains islam menurut IFIAS terdiri dari 10 konsep : keesaan allah, kekhalifahan, ibadah, pengetahuan, diperbolehkan, dilarang, keadilan, kezaliman, kemaslahatan umum, kecerobohan.

 

Konsep epistimologi islam menurut Ziauddin sardar

 

Ziauddin sardar dalam bukunya :jihad intelektual menjelaskan bahwa worldview (pandangan dunia) tentang islam masih belum tepat. Menurut sardar, islam harus dilihat sebagai peradaban. Ia menegaskan bahwa " hanya dengan mendekati islam sebagai peradaban masa depan, dan hanya dengan menyajikan islam sebagai suatu peradaban yang hidup dan dinamis, kita dapat menggapai tantangan yang menghadang dari barat secara sungguh-sungguh."

 

Karena itu, dalam upaya membangun Kembali peradaban muslim, membutuhkan pendekatan terhadap islam sebagai peradaban. Menurutnya ada 7 bidang peradaban yang memerlukan elaborasi dan merupakan prasyarat pokok untuk merekonstruksi peradaban muslim. Ketujuh bidang itu ialah: pandangan dunia tentang islam, epistimologi, syariah, struktur soisal politik, kegiatan ekonomi, sains dan teknologi, lingkungan.

 

  • Melalui Pendidikan 

 

Dalam hubungan dengan Pendidikan, salah satu masalah utama yang dihadapi umat islam ialah adanya dualisme dalam sistem Pendidikan, yaitu sistem Pendidikan islam dan sistem Pendidikan sekuler, atau yang sering disebut dualisme antara Pendidikan agama dan Pendidikan umum.

 

Terjadinya dikotomi dan konflik antara agama dan ilmu pengetahuan merupakan faktor penting yang telah menyebabkan kemunduran peradaban islam. Maka salah satu usaha yang harus dilakukan oleh umat islam di berbagai masyarakat muslim ialah memperbaharui sistem pendidikannya, terutama dalam upaya menghilangkan dualisme sistem Pendidikan itu. Jika garis batas pemisah antara agama dan ilmu pengetahuan di buat jelas maka tidak ada lagi alasan bagi antara keduanya, malahan akan saling menyempurnakan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun