Mohon tunggu...
Taufik Al Mubarak
Taufik Al Mubarak Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Tukang Nongkrong

Taufik Al Mubarak, blogger yang tak kunjung pensiun. Mengelola blog https://pingkom.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Prabowo Subianto Pernah Dikebiri saat Bertugas di Timor Timur, Benarkah?

16 September 2023   19:15 Diperbarui: 12 Januari 2024   20:02 46206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rapat Kerja Koalisi Indonesia Maju di DPP Golkar. Foto: Instagram.com/Prabowo

Tanggal 13 Maret 2019, saya mengajukan sebuah pertanyaan di platform Quora, sebuah media berbasis tanya jawab. Pertanyaannya adalah, Apakah benar Prabowo Subianto pernah dikebiri saat bertugas di Timor Timur?

Pertanyaan ini sempat viral di Quora karena mendapatkan lebih 120 ribu tayangan dari dua pemberi jawaban, salah satunya adalah jawaban saya. Sebagai informasi, jawaban yang saya berikan mendapatkan 100,8 ribu tayangan, sementara jawaban satu lagi dari pengguna Quora mendapatkan 11,8 ribu tayangan.

Saat menjawab pertanyaan itu, saya menulis bahwa "saya berusaha untuk percaya 'rumor' Prabowo Subianto dikebiri, tapi pikiran waras saya justru menolaknya." Setidaknya ada sejumlah fakta yang menurut saya sulit untuk diterima oleh akal sehat. Di antaranya, soal penangkapan Prabowo oleh Falintil serta pernikahannya dengan Titiek Soeharto setelah dia bebas dari Fretilin.

Pertama, soal penangkapan, saya meragukan fakta ini, meski banyak media menulis bahwa Prabowo benar-benar ditangkap oleh Falintil, gerilyawan organisasi Fretilin. Mengapa saya meragukan fakta ini? Bagaimana mungkin seorang komandan satuan tempur yang berpangkat kapten bisa tertangkap?

Bukan apa-apa. Terang saja penangkapan ini justru menegasikan kehebatan Prabowo sebagai seorang perwira yang memiliki otak cemerlang, seperti selama ini digembar-gemborkan. Memang, di medan tempur, siapa pun bisa tertangkap dan terbunuh. Tapi, jika seorang komandan satuan tempur bisa tertangkap, betapa tidak hebatnya satuan tempur tersebut. Jika memang dia tertangkap karena sedang melakukan tugas penyusupan atau sedang ada tugas lain, ini juga lucu. Kita jadi bertanya-tanya, mengapa tugas tersebut harus diemban oleh seorang komandan?

Konon, ketika Prabowo tertangkap, teman-teman atau anggota pasukannya memilih menyelamatkan diri. Lha, mengapa pasukannya memilih keselamatan dirinya sendiri sementara nyawa sang komandan sedang terancam? Lalu, mengapa hanya Prabowo sendiri yang tertangkap, sementara pasukannya bebas melarikan diri? Bagi saya, 'film-nya' seperti berjalan tidak menarik gitu, ya?

Kedua, soal perkawinannya dengan Titiek Soeharto. Seperti kita tahu, Indonesia mencaplok Timor-Timur yang dikenal dengan Operasi Seroja terjadi pada 7 Desember 1975. Sementara penangkapan dan mutilasi atau pengebirian Prabowo terjadi saat dia bertugas di Timor-Timur antara tahun 1978--1980. Menariknya, putra begawan ekonomi, Soemitro Djojohadikusumo, itu menikahi putri Soeharto, Titiek Soeharto, pada 3 Mei 1983. Ya, 3 Mei 1983. Bayangkan, betapa hebatnya seorang Prabowo yang sudah kehilangan 'anu-nya' masih bisa mempersunting putri penguasa Orde Baru bahkan sampai memiliki anak. Kira-kira, masuk akal tidak?

Ada yang lebih aneh lagi. Banyak media menulis bahwa Titiek menceraikan Prabowo setelah peristiwa Mei 1998 atau setelah Soeharto lengser karena Prabowo sudah tidak jantan lagi alias sudah di-kebiri. Kita sepakat, jika tidak ada masalah yang 'maha' besar tidak mungkin keduanya bercerai, dan banyak orang percaya perceraian itu terjadi karena Prabowo tidak mampu melindungi Soeharto pada tahun 1998 itu.

Pertanyaannya, apakah keputusan Titiek tidak terlambat? Masak setelah punya anak baru tahu Prabowo dikebiri. Dan, jika sudah dikebiri, bagaimana mungkin pasangan ini bisa memiliki anak?

Diakui atau tidak, kasus pengebirian ini jelas menjatuhkan martabat Prabowo sebagai salah satu calon pemimpin Indonesia. Jika tidak dibantah atau di-counter, isu ini bakal liar dan menjadi tidak terkendali. Kita tahu sendiri bagaimana netizen di negeri +62 ini jika berkomentar: pedas dan ngasal!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun