Saya mengenal dunia blogging sudah cukup lama, ketika platform blog masih baru dan mulai booming di awal tahun 2000-an. Saat itu saya berpikir bahwa menulis blog itu sangat asyik, bisa menggantikan kebiasaan saya yang suka menulis di buku catatan/menulis diari.
Saat itu, ada banyak sekali platform blog gratis dan menawarkan banyak fitur yang bisa dimanfaatkan untuk menulis. Platform tersebut sangat cocok untuk menyimpan catatan secara online. Sebagai orang yang suka menulis, kehadiran platform blogging tersebut tentu saja sangat membantu menumbuhkan semangat menulis saya yang menggebu-gebu.
Jadi, mulailah saya menjadikan blog sebagai tempat saya menulis dan menyimpan tulisan-tulisan lama saya. Banyak topik yang saya tulis ketika itu, terutama tentang perdamaian, dan juga menulis pengalaman sehari-hari. Ketika itu, mencari uang melalui blog belum begitu populer, tapi sudah mulai banyak blogger yang mencari penghasilan dari menulis di blog.
Ketika muncul program Google AdSense sekitar tahun 2006/07 dan mulai support bahasa Indonesia, mulailah muncul keinginan saya untuk menjadikan blog sebagai medium menghasilkan uang. Jadi, jika awalnya blog sebagai tempat menulis dan menyimpan tulisan, maka kemudian muncul keinginan menjadikan blog sebagai saran mencari uang.
Rupanya mencari uang melalui blog itu tidak semudah kita buang hajat di toilet. Ada banyak sekali persyaratan dan teknik yang harus dikuasai. Itu pun belum menjamin bahwa kita akan berhasil mendapatkan uang dari blog. Setidaknya itulah yang saya alami setelah lebih 10 tahun menggeluti dunia blogging.
Berapa lama kamu aktif di dunia blogging?
Saya pertama kali bikin blog di situs boleh.com, yang kala itu sebutannya sebagai buletin online. Saya masih ingat nama buletin milik saya, yaitu "rencong aceh", merujuk pada nama senjata tradisional dari Aceh. Diari online itu berisi opini dan pendapat saya terkait isu Aceh. Saya bikin buletin itu pada akhir tahun 2000.
Jika buletin itu dianggap sebagai blog pertama, berarti sudah 20 tahun saya terjun ke dunia blogging. Sesudah itu saya sudah banyak mencoba sejumlah platform ngeblog gratis seperti livejournal, tripod, geocities, multiply, blogger, wordpress, steemit, hive, dan quora, sepanjang yang saya ingat.
Dengan durasi 20 tahun, tentu banyak suka duka yang saya alami dari aktivitas blogging: lupa pasword, dijahili orang, dan tentu saja mendapat manfaat dari blog.
Saya memang membuat beberapa blog serius, tapi blog tersebut tidak cukup ampuh menjadi tambang uang. Padahal saya begitu terobsesi dengan profesi sebagai full-blogger. Akhirnya, saya hanya bisa berbesar hati, bahwa selain uang, menulis blog itu sangatlah asyik dan menyenangkan.
Dan, di Kompasiana, boleh dibilang saya termasuk generasi awal yang mulai menulis di platform blogging milik Kompas ini. Hanya saja, mempertahankan konsisten menulis di platform ini tidaklah semuda membolak-balik telapak tangan. Soalnya, ada banyak kesibukan di luar yang membuat aktivitas menulis kita terganggu, selain mengurus banyak blog pribadi, yang juga butuh tenaga ekstra.
Dan, inilah saya, mencoba aktif kembali di Kompasiana setelah bertemu dengan Kompasianer baru di sebuah warung kopi. Sebagai penulis awal, seharusnya saya harus lebih aktif dari dia. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H