Mohon tunggu...
Taufik Al Mubarak
Taufik Al Mubarak Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Tukang Nongkrong

Taufik Al Mubarak, blogger yang tak kunjung pensiun. Mengelola blog https://pingkom.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Seymour Hersh dan Jurnalisme Bukti

13 Juni 2015   22:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:04 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Dalam sebuah acara makan malam dengan Bernstein dan Woodward, misalnya, Hersh bercerita tentang seorang anak buah presiden yang dicurigai terlibat Watergate, dan dia ingin membidik orang itu dengan tepat. Katanya, “tapi aku tidak akan mengincarnya dengan asal-asalan; aku akan menjatuhkannya dengan keras, dengan fakta-fakta, informasi yang tidak dapat dibantah, bukti, kebenaran; jika tidak bisa, aku tidak akan menyentuhnya sama sekali.”

 

Bertahun-tahun, prinsip itulah yang selalu dipegangnya: tidak membuat kesimpulan secara gegabah dan menulis hanya berdasarkan kecurigaan semata-mata. Seperti ditulis Kovach dan Rosenstiel, bagi Hersh, detil dan fakta serta filosofi empirisme dalam meliput, setara dengan kehormatan dan integritas. Hal itu memandunya untuk meliput sebuah kasus secara sistematis dan terukur: bekerja dari bawah ke atas. Dia memperlakukan detil dan fakta sebagai ruh jurnalismenya, sehingga jarang sekali kesimpulan yang ditariknya salah.

 

Reputasi

Sebagai jurnalis investigasi kawakan, Seymour Hersh bekerja secara hati-hati. Banyak kasus yang diungkapnya sering berkaitan dengan para pengambil kebijakan tertinggi yang tak jarang berhubungan dengan konspirasi rahasia. Secara tekun dia meneliti dan mempelajari setiap fakta yang didapat serta memeriksa kembali setiap keterangan dari narasumbernya, dan mencocokkan kembali dengan hasil temuannya sendiri. Dia percaya pada intisari dan kehormatan jurnalisme yang dianutnya: disiplin verifikasi.

 

Dengan berpijak pada prinsip tersebut, akan menghindarkannya dari membuat kesimpulan yang salah. Mengabaikan salah satu elemen jurnalisme tersebut, bukan tidak mungkin, akan membuat para jurnalis menghukum orang yang tidak bersalah: secara hukum dan opini di media. Padahal, jurnalisme investigasi, selama ini dikenal sebagai tingkatan tertinggi dalam jurnalistik yang tidak menoleransi kesalahan. Ia menunjuk langsung pelaku tepat di jidatnya. Karenanya, tak semua orang memiliki kemampuan melakukan investigasi, selain menuntut kesabaran ekstra juga kemampuan mengendus fakta dan memperlakukannya dengan sikap kehati-hatian.

 

Kemampuan itulah menjadikan Hersh begitu dihormati di kalangan jurnalis. Kovach dan Rosenstiel mencatat, Hersh pernah menulis kritik secara detil terhadap laporan Pentagon tentang “sukses menyeluruh” dalam operasi lapangan di Afghanistan sebagai “ambang bencana”, dan mempertanyakan klaim Taliban sudah takluk. Selain itu, Hersh juga meragukan klaim Pemerintahan Bush terhadap senjata pemusnah massal Irak dan kaitannya dengan al-Qaeda. Ada yang meragukan kesimpulan Hersh. Tapi, sebut Kovach, “waktu membuktikan bahwa Hersh benar di dua kasus tersebut.”

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun