Blog itu bersifat langsung dan tidak formal. Karenanya, sebagai penulis blog, kita tidak dituntut untuk menulis sesempurna mungkin agar bisa mempublikasikannya di blog. Kita tidak sedang menulis novel sebagus Harry Potter-nya JK Rowling atau Animal Farm-nya George Orwell. Sebab, kalau anda menunggu sebuah tulisan itu benar-benar sempurna, bisa jadi anda tidak pernah mempostingnya di blog. Orang bijak sering mengatakan, "Jangan pernah takut pada kesempurnaan, karena kita tak mungkin mencapainya."
Rule #3: Write Like You Speak
Kita biasanya sangat lancar berbicara bersama teman di warung kopi. Seolah-olah tak ada hambatan apapun. Kenapa? Karena kita sering melakukannya. Jadi, cobalah mulai menulis seperti anda bicara,  pasti lebih mudah dan gampang. Ingatlah, menulis itu bukan sesuatu yang rumit, tapi kadang-kadang pikiran kitalah yang menjadikannya demikian. Seolah-olah, sebuah tulisan baru dikatakan bagus kalau menggunakan kata yang berbunga-bunga, istilah ilmiah yang susah dimengerti, dan kalimat-kalimat panjang sampai pembaca sulit menangkap maksudnya. Saya terkesan pada pesan Bagja Hidayat, redaktur TEMPO, dalam kicauan #kelaselasa-nya, "Lupakan teori tentang menulis. Tulis apa saja yang ingin ditulis. Sebab menulis adalah latihan yang terus-menerus."
Rule #4: Focus on Specific Details
Menulis blog itu sangat tergantung pada kecepatan. Begitu menangkap dan menemukan isu, kita harus cepat-cepat menuliskannya, kalau tidak isu tersebut akan diulas oleh penulis lain. Karena sifatnya yang cepat ini, kadang-kadang tidak tidak mesti menulis sedalam yang diulas oleh koran atau majalah. Kita tak mungkin bersaing dengan para reporter yang setiap hari bergelut dengan isu dan memburu berita. Yang bisa kita lakukan sebagai blogger adalah fokus pada beberapa hal yang lebih detail. Kalau media mainstream cenderung Fokus pada konflik, hal-hal langka dan sedang tren, maka anda dapat menulis pada kejadian sehari-hari, sekali pun hal tersebut tampak hanya masalah kecil saja dan membuat anda kesal. Tapi ingatlah, kedalaman sebuah tulisan kadang-kadang kerap bertumpu pada sudut pandang yang lebih sederhana.
Rule #5: Own Your Topic
Jangan terganggu dengan isu besar yang diliput oleh jurnalis media mainstream. Jika anda ikut-ikutan mengikuti tren media, maka anda akan kalah. Media memiliki sebuah hal yang jarang kita punyai sebagai blogger. Organisasi mereka rapi dan sistem kerja mereka sangat terstruktur. Jadi, lebih baik kita fokus pada isu yang menjadi passion kita, dengan begitu akan membuat kita total terjun ke dalam isu tersebut. Sebab, bukan tidak mungkin, dengan fokus pada isu yang kita garap sendiri, kadang-kadang media mainstream akan ikut-ikutan memantau hal tersebut. Ini sudah biasa terjadi.
Rule #6: Know Your Audience
Ini penting. Kenali siapa audiens atau pembaca blog anda. Para pembaca bukan hantu yang secara kebetulan tersesat di blog anda. Mereka mengunjungi blog anda karena ada sesuatu yang anda tawarkan. Jadi sesuaikan saja dengan minat mereka, dan jaga agar mereka tak pernah berpaling dari blog anda. Bangun hubungan yang lebih interaktif dengan pembaca, balas komentar mereka, dan sesekali bertanyalah pada mereka apa yang mereka inginkan untuk kita tulis. Berikan reward untuk para pengunjung agar mereka semakin betah di blog anda: bisa e-books, link download karya anda atau apalah yang membuat mereka tertarik.
Rule #7: Write Short
Tulislah sesuatu secara ringkas. Pembahasan sebuah masalah tidak selalu harus kita lakukan secara panjang lebar. Sebab, yang lebih penting adalah kita mampu memberikan kepada pembaca sebuah duduk masalah, ide sentral atau point penting dari tulisan kita. Pun begitu, jangan juga menulis super-pendek, karena pasti kita tak mampu membahas sebuah persoalan/topik penting dalam satu paragraf. Selalu ingat, pembaca blog anda bukanlah orang yang menghabiskan waktu seharian hanya untuk membaca tulisan anda. Mereka pasti punya kesibukan, punya pekerjaan, butuh rekreasi dan sebagainya. Mereka menyambangi blog anda karena ingin mengetahui topik apa yang anda miliki untuk mereka.