Mohon tunggu...
Agung Laksono
Agung Laksono Mohon Tunggu... Guru - Putune mbah nun

Tulisanku terkadang kontradiksi dari yang kita imani sebagai norma selama ini tapi sebenarnya itu hanya sebuah paradoks yang merepresentasikan kehidupan dari sudut pandang yang jarang dilirik, memaknai peristiwa bukan sekedar menceritakan kejadian. Agung Laksono

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Etika Lingkungan dan Kemunafikan

11 Februari 2024   01:45 Diperbarui: 11 Februari 2024   02:01 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Ada yang menarik juga ketika para pengiat lingkungan ingin menyelamatkan bumi dari sampah dengan menciptakan inovasi sedotan dari kertas yang biodegradable padahal pada nyatanya justru lebih berbahaya bagi kesehatan manusia. Saya pernah mendengar di salah satu podcast yang paling banyak di tonton di tanah air. Jangan sampai kita menyelamatkan penyu dari sampah tapi mengorbankan nyawa manusia.

Apakah kita sedang dalam kemunafikan ?

Ketika kita berpahaman ekosentrisme bahwa alam harus dilestarikan karena bisa menyebabkan ketidakseimbangan ekologis. Kita harus menjaga hutan agar tidak terjadi banjir, Kita harus mengunakan pupuk organik agar tidak menganggu rantai makan sedangkan manusia adalah puncak rantai makanan, kita  mengurangi efek rumah kaca agar iklim bisa stabil dan nantinya kembali lagi kepada keuntungan manusia yaitu suhu tersebut layak bagi tanaman pangan untuk tumbuh . Etika Ekosentris adalah etika yang menuntut balas budi dan sekarang masifnya gerakan jasa lingkungan dan bisnis lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun