Mohon tunggu...
Agung Laksono
Agung Laksono Mohon Tunggu... Guru - Putune mbah nun

Tulisanku terkadang kontradiksi dari yang kita imani sebagai norma selama ini tapi sebenarnya itu hanya sebuah paradoks yang merepresentasikan kehidupan dari sudut pandang yang jarang dilirik, memaknai peristiwa bukan sekedar menceritakan kejadian. Agung Laksono

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ihtilam

14 November 2022   23:59 Diperbarui: 2 Oktober 2023   11:13 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

IhtilamDalam sejarah dunia manapun tokoh penghibur tidak akan pernah menjadi pemenang, kisah hidupnya hanya sampai pada pelengkap cerita.Bukan pahlawan yang  akan dia dibanggakan dihadapkan teman sebaya  maupun kolega.
Siapa lebih sabar dan paling tabahnya dari pihak ketiga?
Yang memberi tak meminta kembalian
Menyambut datang dan tidak pernah bisa memaksa tinggal,  selalu setia mengatakan hello  tanpa see you.
Ya anggap saja aku adalah penjelajah yang bukan tentang waktu, yang detiknya berjalan melambat saat menjadi pendengar baik keluhmu
Oh ya apa kabar tidur malammu hari ini?
Mungkin notif pesannya sebagai obat tidurmu
Tidak, dia sedang bersama si pemenang
Apakah perlu pihak ketiga  dibahagiakan?
Padahal ibunya susah payah membesarkan
Saat dewasa justru hanya dijadikan pelarian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun