Mohon tunggu...
Agung Laksono
Agung Laksono Mohon Tunggu... Guru - Putune mbah nun

Tulisanku terkadang kontradiksi dari yang kita imani sebagai norma selama ini tapi sebenarnya itu hanya sebuah paradoks yang merepresentasikan kehidupan dari sudut pandang yang jarang dilirik, memaknai peristiwa bukan sekedar menceritakan kejadian. Agung Laksono

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memperkaya Sudut Pandang

27 November 2021   22:19 Diperbarui: 27 November 2021   22:21 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Semakin dewasa kita belajar tentang banyak hal, bukan bertujuan meraih prestasi semu, tepuk tangan sekilas bukan juga agar peran kita menonjol dipanggung.

Ini bukan kemunafikan, dalam perjalanan menuju tahu terkadang kita harus menyimpan bumbu dapurmu, ringkasnya jangan menunjukkan kebenaranmu tapi rumongso ora iso akan menjadi rezeki untuk pintu-pintu selanjutnya, agar kita mampu mengali sudut pandang dari berbagai sisi dan tafsiran. Hidup ini terlalu kompleks jika menerapkan satu prinsip, Sehebat-hebatnya  manusia adalah mereka yang mampu bertahan di kondisi tersulit bukan paling cepat berbunga dan dinikmati sesaat.

Banyak belajar kepada siapapun akan membuat kita tidak hanya pandai bercerita tapi mampu ikut merasakan berbagai pakem setiap peran.
Jika sesuatu saat nanti kita berganti topeng dan jalan cerita diubah oleh sang dalang agung, kita tidak akan kaget.
Belajar jadi apapun, bukan untuk sebagai ahli ya setiap orang punya kodratnya masing. Ada yang jadi satria, senopati, guru, adipati dan kawulo cilik.
Sering mungkin kita terlalu banyak mengeluh kenapa kita disuruh memainkan menjadi tokoh sampingan, bahkan hanya untuk penghibur bukan sebagai tokoh utama yang dielu-elukan.

Jika kau masih mencari kenapa Tuhan memilihmu untuk hidup di dalam drama serumit ini. semar dengan sederhana mengatakan jika sekarang jadi pemimpin jadi pemimpin yang baik, jika kau sekarang menjadi petani jadilah petani yang baik. Intinya berikan yang terbaik menurut versi dan profesimu.
Kita tidak tahu peran kita setelah panggung ini selesai, seusai tirai ditutup atau ada pemain yang mengantikan kita, disitulah kita harus memperkaya sudut pandang, mencoba memakai banyak topeng agar kita tidak dimasukan ke dalam kotak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun