Mohon tunggu...
Kang Mizan
Kang Mizan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

MPR Cerdas, Apa Saya Masih Sempat Bertemu?

6 April 2024   14:57 Diperbarui: 6 April 2024   14:58 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dear Rekan Pro Demokrasi

Umur kangmizan sekarang 70 lebih lima bulan dan Oktober mendatang akan genap 71 tahun.  Pertanyaan pada judul artikel, apa kangmizan masih berpeluang untuk menyaksikan MPR Cerdas. Jika hal termaksud terwujud dalam waktu lima tahun itu sangat keren. Tidak tertutup kemungkinan baru puluhan tahun kemudian terwujudnya, atau, bahkan tidak akan pernah terwujud dikarenakan Indonesia sudah bubar tahun 2030, sesuai omon-omon di novel Ghost Fleet.

MPR yang ada sekarang adalah lembaga tinggi negara yang dikehandaki oleh UUD1945.  Majelis Permusyawaratan Rakyat yang de facto namanya doang tempat wakil-wakil rakyat bermusyawarah. Hanya sekali dua kali gelar rapat dalam lima tahun! Anggota MPR terdiri dari anggota DPR dan anggota DPD.

MPR itu seharunya merupakan lembaga demokrasi yang terpenting dan kita sepakat bahwa demokrasi itu untuk kemaslahatan umat. Demokrasi untuk kebaikan semua warga negara tanpa kecuali. 

Namun, ini hanya berlaku jika hadirnya Pemilih Cerdas. Pemilih yang paham bahwa pejabat negara terpilih betul-betul orang yang dapat dipercaya, beretika, berintegritas, dan visioner. Komunikasi antara kandidat pejabat negara dengan para pemilih berpola komunikasi tidak langsung melalui berbagai saluran media massa publik termasuk sosial media.

Semangat demokrasi akan lenyap jika mayoritas, apa lagi super mayoritas, pemilih merupakan golongan Pemilih Norak. Pemilih yang perlu didatangi door to door oleh para calon pejabat negara dan/atau Timsesnya. 

Baca Juga: kangmizan (2022), Kompasiana "Pemilih Norak sebagai Entry Point Reformasi Pemilu Indonesia."

Miris memang, de facto, mayoritas, atau, bahkan super mayoritas pemilih kita adalah Pemilih Norak, yang umumnya miskin uang dan miskin pengetahuan. Perlu waktu yang lama sekali untuk menjadikan mereka Pemilih Cerdas. Mungkin 79 tahun lagi jika Indonesia tidak lenyap di sekitar tahun 2030 sesuai dengan fiksi Ghost Fleet.

Indonesia tidak boleh lenyap! Where there is a will there's way. Kemauan adalah kuncinya. Jalan akan hadir dengan sendirinya. 

Jalanya itu adalah MPR. Majelis Permusyawaratan Rakyat yang sekarang sebagian atau bahkan mungkin sebagian besar anggotanya adalah orang-orang norak karena dipilih oleh pemilih norak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun