Sosok tokoh muda yang cerdas dan gesit ini menyinggung peran strategis PT GNI sebagai penyandang dana pemberian bea siswa dan beberapa kegiatan sosial setempat.Â
Selain itu, Pak Hehi, yang juga dokter medis dan penyandang gelar Doktor, menyatakan bahwa PT GNI telah memberikan kontribusi yang besar atas tingginya capaian pertumbuhan ekonomi, bahkan yang tertinggi di Indonesia serta tingginya capaian kesempatan berusaha dan kerja.
Penulis apresiasi atas pernyataan yang plausible ini. Pernyataan yang secara normatif tidak dapat disangkal kebenaran sehingga sulit mencari celah salahnya.
Ini ibaratnya madu dari kegiatan smeltering Nickel, ini berlaku secara universal, berlaku di mana saja. Namun, adalah penting sekali kita mengingatkan Pak Bupati Hehi bahwa kegiatan ekstraksi sumber daya alam merupakan bisnis kotor (dirty business). Kegiatan yang merusak lingkungan hidup secara besar-besaran. Ini racunnya Pak Bupati dan racun ini sangat jahat.
Kegiatan pertambangan dan smeltering ini merupakan racun yang diproduksi oleh PT GNI. Racun ini berbentuk mulai dari hilangnya lahan hingga polusi udara dan lingkungan, yang secara akumulatif menimbulkan daya rusak yang luar biasa yang akan terasa hingga generasi mendatang.Â
Secara garis besar kerusakan dan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh PT GNI mencakup Pencemaran udara, Pencemaran air, Rusaknya Lanskap, dan Hilangnya keanekaragaman hayati.
Pertanyaan kita kepada Doktor Delis Julkarson Hehi adalah:Â
- Apakah sudah disiapkan program perbaikan lingkungan hidup atas kegiatan PT GNI ini?
- Apakah dana yang sudah dan akan diterima oleh Pemda Kabupaten Morowali Utara mencukupi untuk membiayai perbaikan lingkungan hidup tersebut?
- Apa saja kewajiban PT GNI untuk mengatasi kerusakan lingkungan hidup atas kegiatan penambangan dan smeltering ini?
- Apakah sudah tersedia Protokol/SOP yang baik untuk perlindungan dan rehabilitasi lingkungan hidup di Kabupaten Morowali Utara?
- Kontak: kangmizan53@gmail.com
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H