Salahnya, menurut Mantan Menko Perekonomian Kabinet Jokowi-JK ini, terletak pada kecilnya pengalaman dan kemampuan Mas Menteri Nadiem Makarim dalam bidang Pendidikan. Narasi galaknya, menurut penulis, Mas Menteri Ngak Becus. Ini tentunya terkait dengan segmen jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Ristek, Nadiem Makarim, sejauh ini.
Ketidakbecusan Mas Menteri itu antara lain menurut Bang RR, dalam acara Podcast Bang Arief diatas, antara lain oleh  karena hingga saat ini Mas Menteri belum mampu menerbitkan target perbaikan kualitas Pendidikan tinggi Indonesia. Target yang sederhana saja tidak mampu diterbitkan oleh Nadiem Makarim, imbuh Rizal Ramli.
Penulis sempat membaca Road Map Pendidikan Indonesia Menuju Indonesia Emas 2045, yang dibuat oleh Mas Menteri. Buruk sekali, amburadul dan sangat tidak pantas sebagai produk suatu kementerian negara dengan anggaran ratusan triliun setiap tahunnya.
Wajar jika road map ini ditolak oleh Komisi X DPR RI. Menurut Mas Indra Charismiadji, Vox Point Indonesia, Komisi X DPR RI memerintahkan Mas Menteri untuk merevisi Road Map itu. Miris, setelah empat bulan revisi tersebut belum terdengar juga keberadaannya, menurut Mas Indra termaksud.
Menurut penulis, adalah sangat masuk akal jika Road Map itu sangat buruk dan amburadul karena tidak ditulis berdasarkan Blue Print Pendidikan Indonesia. Indonesia belum memiliki Blue Print ini. Bayangkan apa yang akan terjadi jika kita membangun rumah apalagi Smart Buildings tanpa dilandasi oleh suatu Blue Print yang baik.
Dalam perspektif yang lebih luas, patut kita pertanyakan ada apa dengan kualitas Pendidikan kita yang demikian buruk ini. Kita tidak kurang dengan deretan Menteri Pendidikan yang berkualitas. Kita juga bukan saja tidak kekurangan dana Pendidikan tetapi berlebihan.
Menurut penulis sumber penyakit utama Pendidikan kita terletak pada birokrasi Kementerian dan Pendidikan. Gurita birokrasi ini sudah demikian besarnya. Pangkas pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sisakan tidak lebih dari 10 persen saja.
Mustahil Pendidikan kita akan berkualitas jika tidak ada pemangkasan birokrasi secara besar-besaran. Â Mustahil ada pemangkasan birokrasi jika tidak didahului oleh pemangkasan pegawai!
Kontak: kangmizan53@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H