Korea Selatan tidak melakukan seperti "yang baru di DKI Jakarta itu." Sebaliknya Korsel lebih terfokus pada kegiatan dalam semangat T3, yaitu, Trace, Test, dan Treat.Â
Dari ketiga "T" ini kegiatan Test Korsel yang berhasil melakukan swab test dalam jumlah yang sangat besar memposisikan negara Ginseng ini menjadi Model Test Swab Dunia dan sekaligus dapat menekan angka kematian, fatality rate, yang terendah.
Rasio angka kematian dari jumlah pasien terinfeksi sangat kecil sekali. Korea Selatan berhasil mencapai angka kurang dari 1% atau persisnya hanya 0,7%. Bandingkan dengan angka fatality rate DKI Jakarta yang 8% dan fatality rate dunia 3,4%.
Mantra keberhasilan Korea itu adalah T3 tersebut diatas yaitu Trace (Lacak), Test, dan Treat (Rawat). Siapa saja yang mengalami gejala demam, batuk pilek, pusing, dan lain sebagainya serta pernah kontak dengan orang terinfeksi Covid19 dan/atau baru saja bepergian ke daerah episentrum Covid19 dengan sukarela dihimbau untuk melakukan test swab ini.Â
Test Swab Drive Thru
Pemerintah Korsel menyediakan banyak sekali tempat test swab ini dan sebagian besar berbasis Drive Thru. Â Test drive thru ini hanya dilakukan dalam beberapa menit saja dan sample dahak/ingus segera dikirim ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut.Â
Pasien kemudian dapat melanjutkan aktivitas seperti biasa. Ia akan ditelpon jika hasil test itu positif dan hanya menerima sms atau pesan WA jika negatif.
Melimpahnya Ketersediaan Test Kit dan Lab Test di Korsel
Jika banyak negara termasuk Indonesia mengalami kekurangan test kit dalam jumlah yang besar, maka tidak demikian hal nya dengan Korea Selatan.Â
Tidak ada kekurangan test kit di Korea Selatan. Dengan empat perusahaan yang sudah menerima izin untuk membuat test kit, maka Korsel dapat melakukan 140.000 swab test 140.000 setiap minggunya.
Hal yang serupa untuk ketersediaan lab pengujian sample swab test itu. Korea Selatan memiliki 96 jaringan lab test secara nasional dengan tenaga analis kimia yang bekerja selama 24 jam.Â