Trump walaupun hanya menyandang gelar Sarjana Muda Ekonomi (BS in Economics) ia terbukti berhasil mengembangkan perusahaan keluarga nya dengan gemilang.Â
Presiden urakan ini tentu saja memiliki penasehat ekonomi kaliber dunia. Mereka secara bersama-sama tentu paham sektor-sektor dan/atau jenis komoditas impor dari negara-negara berkembang termasuk Indonesia yang tepat untuk dikenakan tarif bea masuk yang lebih tinggi.
Konsensus umum biasanya itu untuk impor barang-barang konsumsi atau barang-barang industri yang menjadi pesaing produk dalam negeri. Barang-barang modal dan bahan baku industri dalam negeri biasanya tidak akan dikenakan tarif bea masuk yang tinggi.
Tabel dibawah ini memperlihatkan hanya satu dari Top10 barang impor USA dari Indonesia yang sangat mungkin tidak akan dikenakan tarif bea masuk tinggi.
Barang itu adalah karet alam (rubber). Rubber ini merupakan bahan baku untuk keperluan berbagai industri, di negara yang melegalisasi free sex, atau, tidak secara eksplisit menyatakan bahwa free sex itu illegal, termasuk untuk industri kondom dan ban kenderaan bermotor.Â
Selebihnya, sembilan komoditas lain termasuk dalam kategori barang konsumsi atau produk saingan industri dalam negeri Amerika Serikat.Â
Kesembilan komoditas yang berkemungkinan besar akan dikenakan pajak bea masuk yang lebih tinggi tersebut adalah: (i)Sweaters, pullovers, vests, knit or crocheted; (ii) shrimp, other crustaceans; (iii) leather shoes; (iv) Athetic, other textile shoes; (v) rubber tires; (vi) Prepared, preserved shrimp, lobster, etc.); (vii) Palm oil; (viii) Furniture, parts, dan (ix) Women's or girls' suits, knit or crocheted.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H