Mohon tunggu...
Kang Mizan
Kang Mizan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kompasianival One Belpark Mall, dari Tsamara hingga Habib Rizieq Shihab

24 November 2019   10:57 Diperbarui: 24 November 2019   13:43 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompasianival 2019 dengan tema Reunite digelar kemarin, 23 November di One Belpark Mall, Cilandak Jakarta Selatan. Ini merupakan bagian terpenting dari Rangkaian HUT Kompasiana XI. Dirgahayu Kompasiana tetaplah exist dan sukses selalu.

Penulis sendiri yang sudah bergabung dengan Kompasiana sejak 2013, ketika tiba di lokasi ini langsung melihat dua banner besar. Yang pertama kiriman ucapan selamat dari Kompasianer kita yang bermukim di Australia yaitu Mr and Mrs Andreas and Helena yang tentu saja kita kenal semua dengan Pak Tjip dan Bu Roslina ini. Keren. Terima kasih Pak Tjip dan Bu Roslina.

Yang kedua banner ucapan Selamat Datang dari Admin Kompasiana. Keren. Terima kasih banyak.

Penulis datang sedikit awal, sekitar jam 11.00 pagi dan karena itu sempat keliling dulu, brunch di resto cepat saji, dan sambil take away a cup of coffee, lihat kiri kanan, cari-cari mungkin ada yang dikenal. Open air area ground floor mall ini yang luas dan cukup sejuk, memang sangat nyaman untuk acara Kompasianival.

Sambil menghadap panggung, banyak Kompasianer yang duduk-duduk dilantai dengan bantal lantai yang tersedia, banyak juga yang duduk-duduk di beberapa kursi tinggi model cafe, dan penulis melihat masih ada satu kursi kosong disini di salah satu meja tinggi ala cafe tersebut.

Halo sapa penulis dan memperkenalkan diri dan dijawab oleh rasanya Pak Fery W. yang baru pertama kali ketemu fisik. Wah ini Pak Almizan yang banyak nulis tentang BUMN kata Bung Fery ini kepada dua Kompasianer yang lain yaitu Bung Ign. Djoko dan Bung Sigit, dan mereka berdua ini juga baru pertama kali ketemu fisik dengan penulis.

Kami langsung akrab bincang-bincang seputar artikel dan kebijakan Admin Kompasiana.  Sementara di panggung tampil dua orang influncer terkemuka yaitu Ivan Lanin dan Dita Soedardjo. Menarik sekali perbincangan mereka dan antusiasme para Kompasianer begitu tinggi dalam sesi QA. Ada satu narasi Ivan Lanin yang penulis ingat yaitu orang ber Sosial Media untuk mencari hiburan.

Dokpri
Dokpri
Bincang-bincang kami berempat jalan terus, dan....wah .. itu ada Mbak Rita Wiganti lagi jalan sana sini dan segera penulis hampiri sambil memerkenalkan diri. Mbak Maurinta saya Almizan, apa kabar sapa Penulis, dan disambut senyum manisnya. Kami sempat berbincang-bincang sambil beberapa kali diambil foto bersama dan swafoto dengan banyak Kompasianer yang lain.

Sekarang di panggung tampil dua sosok politisi perempuan kita yaitu Tsamara dan Rahayu Saraswati. Seru perbincangan mereka dan sesi QA lebih seru lagi.

Dokpri
Dokpri
Kesan penulis, Saraswati adalah sosok nasionalist sebetulnya. Sedangkan Tsamara memilik enerji dan semangat reformasi yang demikian tinggi. Penulis sepakat dengan Tsamara bahwa sosial media didengar oleh para pengambil kebijakan dengan memberikan contoh beberapa kasus di Balaikota DKI Jakarta.

Menurut penulis sosial media itu memang sangat penting untuk membangun persepsi. Ini akan menjadi super penting di negara-negara dengan sistem demokrasi yang sudah dewasa yang sudah terbebas dari belenggu iklim politik uang dan oligarki politik.

Wah itu siapa ya ada nona cantik yang melambaikan tangan ke penulis. Apa ngak salah nikh. Penulis melihat ke belakang tidak ada orang lain. Dan,.. setelah dihampiri itu ternyata Mbak Leya yang kemudian di sesi malamnya mendapat dua award sekaligus: Best in Opinion dan People Choice.

Tidak terasa sesi Tsamara dan Saraswati sudah berakhir. Kompasianer wara wiri salam-salaman dan berswafoto. Sambil berswafoto juga penulis diajak Bung Eddy Supriatna Syafei untuk cari kopi di deretan warung di depan mall Belpark ini.

Dokpri
Dokpri

Kami berempat ini lah yang kongkow-kongkow di Warteg itu. Ada lagi Bung Isson Khairil, dan satu orang lagi yang tidak begitu banyak bicara. Maaf saya lupa namanya.

Aseek. Ngopi sambil udut. Sambil sruput kopi dan udut, banyak topik seru yang dibahas mulai dari Erick Thohir, Ahok, Anies, Ketua Prodjo yang sekarang jadi Wamen, hingga UAS dan HRS. Menurut penulis, Subhanallah itu adalah takdir Habib Rizieq Shihab untuk bermukim dalam waktu yang lama di Saudi Arabia. Kita semua, termasuk Beliau ini, dapat berusaha tetapi kuputusan terakhir ada padaNya. Semuanya adalah atas kehendak dan ridho Allah.

Ketika kami kembali masuk areal ajang Kompasianival 2019, One Belpark Mall ini, di panggung terlihat admin lagi mempersiapkan pembagian voucher dari hotel bintang lima Best Western Primer. Mas Djoko berhasil menjawab quiz dengan benar dan mendapat voucher BWP.

Di depan panggung, terlihat antusiasme wara wiri, hungging, cipika cipiki, dan swafoto Kompasianer. Penulis lagi cari-cari dimana ya Bung Ishak Pardosi dan Bung Irwan Sikumbang. Tiba-tiba datang menghampiri sosok gempal, tinggi dengan rambut tebal tercukur rapi. Penulis langsung mengulurkan tangan dan memperkenalkan diri dan disambut dengan senyum sambil berkata "Posma."

Wah ini orang Medan ya celetuk penulis. Palembang jawabnya. Oh iya maaf kata penulis dan tiba-tiba sosok ramping dengan merdunya berkata saya yang dari Medan bang, katanya. Ternyata dia adalah Mbak Willy Kompasianer yang bermukim di kota kelahiran Mas Sigit tadi dan Bung Bung Venus Gazer, Kompasianer Medan yang tidak asing lagi bagi kita semua.

Terima kasih untuk Bung Eddy yang berinisiatif untuk foto bersama dan swafoto dengan Bung Posma, Mbak Ida, Mbak Willy, geng ngopi tadi, dan beberapa Kompasiener lain yang ikut nimbrung.

Pulangnya penulis ikuti saran dari Bung Fery W. untuk naik MRT saja. Dan, ternyata sangat nyaman naik MRT dari Stasiun Fatmawati hingga Stasiun Dukuh Atas dengan tarif hanya Rp12 ribu dan rasanya hanya dalam waktu belasan menit sudah sampai tujuan Stasiun Dukuh Aatas itu. Serasa naik MRT di Singapore loh. 

Transit di stasiun ini yang sudah terintegrasi dengan stasiun KRL Jabodetabek, penulis kemudian naik KRL lini Bogor. Di stasiun Manggarai penulis baru sempat duduk dan terlelap hingga stasiun pasar Minggu. Terasa kerongkongan panas tadi sudah hilang dan perut mulai terasa minta diisi. Sabar ruuut gumam penulis, di komuter KCJ dilarang untuk makan dan minum apalagi merokok. Sebentar lagi sampai di Stasiun Bojong Gede.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun