Mohon tunggu...
Kang Mizan
Kang Mizan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ahok jadi Merek Dagang Erick Thohir?

17 November 2019   23:10 Diperbarui: 18 November 2019   17:40 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ahok dan Esemka adalah dua nama fenomenal. Masing-masing meluncurkan suar perubahan yang dahsyat.

Esemka sebetulnya hanya merek mobil buatan siswa SMK Surakarta. Namun, merek mobil ini memberikan kontribusi penting atas melejitnya nama Jokowi di tahun 2011 - 2014. 

Sedangkan Ahok mantan Bupati Belitung, Provinsi Babel yang terhitung fenomenal dan sukses.  Ahok  yang juga Mantan Gubernur DKI ini dikenal sebagai sosok visioner dengan integritas yang sangat tinggi.

Esemka terhenti disitu tetapi Ahok jadi Bos BUMN menjadi trending topik dalam pekan ini. Disini dukungan publik untuk Koh Ahok sangat tinggi walaupun suara-suara sumbang tak kalah banyaknya. 

Diatas kesemua itu, sebetulnya ada hal yang lebih menarik dan sangat strategis bagi Menteri BUMN Erick Tohir. Wacana Ahok jadi Bos BUMN mengisyaratkan bahwa Erick akan all out membenahi BUMN. Ahok akan dijadikan trade mark atau merek unggulan yang menggemakan semangat perubahan mantan pemilik klub sepak bola Eropa, F.C. Inter Milano), Erick  Tohir ini.

Sebentar, ini mengingatkan penulis dengan gebrakan Rini Soemarno ketika mulai menjabat sebagai Menteri BUMN pada Kabinet Jokowi jilid 1 yang baru saja usai. Persepsi yang terbentuk ketika Beliau mengangkat Tanri Abeng menjadi Komisaris Utama PT Pertamina sangat nendang. 

Publik terkesan bahwa Menteri Rini akan menggedor PT Pertamina untuk menjadi lebih bersih, lebih efisien, dan lebih besar kontribusi-nya pada keuangan negara. Diatas-nya, menurut penulis, Beliau ingin menyampaikan pesan bahwa akan ada perubahan mendasar yang besar-besaran bukan saja hanya pada PT Pertamina tetapi juga pada SELURUH BUMN.

Hasilnya? Penulis masih mengumpulkan beberapa indikator penting yang dapat menggiring ke arah kesimpulan apakah Bu Rini berhasil atau gagal mencapai mimpi tersebut. 

Penulis juga belum berhasil mengakses opini dan/atau analisis yang kredibel atas kinerja Bu Rini ini dalam Kabinet Jokowi Jilid 1 tersebut.. Walaupun demikian, ini pasti, pasar tidak menyambut cukup positip atas tindakan Bu Rini merombak dewan direksi empat bank BUMN pada detik-detik terakhir masa jabatannya. 

Sekarang bagaimana dengan manuver Erick Tohir atas Ahok? Ada beberapa hal yang dapat kita jadikan rujukan. Coba kita antisipasi semisal jabatan yang diberikan kepada Koh Ahok hanya sebatas komisaris sekalipun itu komisaris utama. 

Hampir pasti, itu akan berujung seperti Kasus Tanri Abeng sebagai Komut PT Pertamina. Itu tidak akan berarti banyak dan harapan terjadinya perubahan spektakuler sangat tidak mungkin, atau, bahkan mustahil terealisasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun