Mohon tunggu...
Kang Mizan
Kang Mizan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ini Pundi-pundi Uang Mendikbud Nadiem Makarim

24 Oktober 2019   10:46 Diperbarui: 24 Oktober 2019   19:52 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Nadiem Makarim, Bos Gojek, resmi jadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Wah ini baru kejutan. Sosok pebisnis muda yang lahir di Singapura pada tanggal 4 April 1984, 35 tahun yang silam yang tidak pernah terdengar berbicara tentang pendidikan sekarang menjadi Menteri Pendidikan. Sosok yang berhasil mengorbitkan Gojek menjadi perusahaan start up Online paling sukses itu kini viral di Sosmed. 

Riuh emak-emak berbalas WA dan voice call tentang Menteri baru di Kabinet Indonesia Maju ini. Beberapa meme di Sosmed untuk triliuner muda jebolan Brown University, USA ini mencakup seperti ini.

* siswa hanya boleh diantar jemput dengan Gojek atau GoCar

* pembayaran SPP menggunakan Gopay...bayar full setahun akan mendapat cashback

* rapor dan ijazah akan dikirim melalui GoSend

* kantin sekolah tidak sehat dan akan ditutup, diganti dengan GoFood

* setiap siswa sebelum pulang diminta memberikan bintang untuk guru pengajar.

Meme tersebut menggambarkan mindset emak-emak yang tidak berharap banyak dengan Nadiem Makarim, yang merupakan putra pengacara papan atas Indonesia, Nono Anwar Makarim. Terkesan mereka tidak berani berharap banyak bahwa Nadiem, yang menempuh pendidkan SMA di negara tetangga, Singapura, akan dapat menciptakan terobosan baru untuk mengejar ketertinggalan pendidikan kita dengan banyak negara termasuk juga dengan beberapa negara tetangga yang dulu nya belajar ke Indonesia.

Selain itu, terkesan mereka tidak berharap banyak dengan gen milineal ini yang juga jebolan MBA Harvard University, Amerika Serikat, dapat menciptakan terobosan untuk SDM Indonesia yang lebih unggul.

Namun, jika kita renungkan lebih jauh, sebetulnya emak-emak itu shock saja tentang hal ini. Mindset  mereka, termasuk banyak diantara kita, tentang sosok menteri pendidikan itu adalah  orang-orang dengan gelar profesor doktor. Orang-orang yang dekat dengan dunia pendidikan seperti guru besar dan rektor universitas.

Sekarang pebisnis Gojek, Nadiem Makarim, yang sangat awam dengan dunia pendidikan, kini jadi Menteri Pendidikan. Aaapa kata dunia! Kira-kira itu yang dapat kita tangkap. Ini sangat mengagetkan khalayak ramai yang tentunya sangat concern dengan pendidikan anak-anak mereka.

Walaupun demikian, penulis yakin sekali kinerja Nadiem Makarim, sebagai profesional muda yang tentunya juga dekat dengan tokoh-tokoh Parpol papan atas kita saat ini, tidak akan kalah dengan para pendahulunya seperti Anies Baswedan, Mohamad Nasir, dan Muhajir Effendi. Kenapa demikian?

Jawabnya adalah karena hanya ada dua tugas utama dari Menteri Pendidikan itu. Pertama, menyelenggarakan Ujian Nasional (UN), dan kedua menyalurkan uang negara ke dunia pendidikan termasuk ke siswa dan mahasiswa serta ke berbagai macam kegiatan riset. Bos Gojek dengan kinerja bisnis puluhan triliun rupiah ini tentu saja sangat piawai dalam hal ini.

Lebih seru lagi jika kita ingat bahwa Gojek segera akan meresmikan anak perusahaan baru GoBank. Dengan demikian, tidak mengherankan jika dalam waktu dekat  transaksi-transaksi keuangan Kementerian Pendidikan secara bertahap akan menggunakan jasa GoBank.

Sebelumnya, ratusan triliun rupiah uang Kementerian Pendidikan dalam setiap tahun disalurkan lewat tiga bank BUMN yaitu Bank Mandiri, Bank BNI, dan Bank BRI.  Kini ketiga bank BUMN tersebut perlu mengikhlaskan seluruh bisnis mereka dengan Kementerian Pendidikan dan bisnis tersebut akan diambil alih oleh GoBank, atau, bank lain yang berafiliasi dengan Gojek.

Bank-bank BUMN itu jelas dalam posisi sebagai losers dan GoBank Nadiem Makarim dalam posisi sebagai winners. Ekonomi Indonesia?

Bisa saja sebagai winners jika GoBank lebih efisien dari bank-bank BUMN tersebut. Ini mencakup jika kebijakan pembayaran gaji dan remenurasi dewan direksi dan dewan komisaris ditetapkan GoBank secara lebih wajar dengan kesadaran costs yang lebih tinggi. Selain itu, juga ekonomi domestik kita bisa menjadi winners jika spending dan/atau investasi GoBank lebih banyak dilakukan didalam negeri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun