Kejadian yang terjadi pada Senin, 23 September 2019 tersebut mendapat kritik keras dari Gubernur Papua, Lukas Enembe. Menurut Lukas, tindakan mahasiswa tersebut adalah salah dan jangan diulangi kembali.
Kompas.com, hari ini, Selasa, 24 September 2019, merilis berita tentang aktivitas di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, yang lumpuh total. Disini dilaporkan bahwa kebanyakan dari masyarakat lebih memilih mengungsi dari tempat tinggalnya.Â
Jumlah pengungsi sampai hari ini sekitar 400 orang. Jumlah ini diperkirakan akan bertambah lagi.
Updating dari Kompas.com menyatakan kerusuhan di Wamena menelan  23 warga meninggal dunia dan 77 orang lainnya luka-luka. Menurut polisi dalang kerusuhan di Wamena berasal dari kelompok Komite Nasional Papua Barat (KNPB).
Kompasianer Dr. Ari F Syam, kemarin 28 September, tayang artikel dengan judul "Gugur dalam Peristiwa di Wamena, Selamat Jalan Dokter Soeko." Beberapa kutipan langsung yang penting dari artikel ini adalah:
Kekerasan terhadap dokter kembali terulang, bahkan kali ini sampai menyebabkan kematian. Hal itu terjadi pada peristiwa rusuh di Wamena beberapa waktu lalu. Dr Soeko M. Mulyo (53 tahun) Â alumni FK Undip gugur karena mengalami kekerasan fisik......Peristiwa pembunuhan oleh para perusuh yang menjadi viral itu tentunya bisa melemahkan mental dokter-dokter lainnya untuk bekerja di daerah, khususnya di daerah konflik. Terbukti beberapa dokter yang bekerja di Wamena melakukan eksodus keluar dari sana.
Pemerintah dalam hal ini wajib melakukan langkah-langkah hukum dan pengamanan agar tidak terjadi pembunuhan atau kekerasan kembali termasuk kepada para petugas kesehatan di Wamena.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H